ZONATIMES.COM – Virus corona varian delta sudah dimasukkan WHO dalam daftar variant of concern atau paling mengkhawatirkan di dunia. Sebab, virus corona varian delta dianggap sangat mudah menular.
Saking mudahnya menular, virus corona varia delta disebut bahkan bisa menular hanya dengan berpapasan.
Berdasarkan hasil tracing di Australia pada kasus yang terjadi di salah satu pusat perbelanjaan South Wales, menunjukkan betapa cepatnya penularan varian Delta.
Virus corona varian delta yang menjadi sorotan ini ditanggapi oleh Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban. Ia menyebut transmisi cepat varian delta bukan candaan semata.
Melalui akun Twitter pribadinya, Prof Zubairi mengatakan kecepatan transmisi varian Delta sudah menjadi perhatian khusus para ahli. Terutama karena kejadiannya tak hanya terjadi sekali di Australia.
“Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik,” tulisnya.
Senada dengan Prof Zubairi, ahli virologi Universitas Griffith, Lara Herrero hal yang sama.
Melansir Detik, Lara Herrero mengatakan, dalam momen transmisi yang terekam di CCTV, virus didapati bisa bertahan di udara cukup lama sehingga seseorang bisa menghirupnya dan kemudian terinfeksi.
Transmisi kontak sekilas juga didukung pernyataan beberapa ahli termasuk ahli epidemiologi dunia Eric Feighl-Ding. “Secara global, varian delta memang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar masih bisa bekerja melawan varian Delta ini,” pungkas Prof Zubairi.
“Secara global, varian delta memang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Kabar baiknya, sebagian besar vaksin yang beredar masih bisa bekerja melawan varian Delta ini,” pungkas Prof Zubairi.
Gejala Terinfeksi Varian Delta
Para ilmuwan Inggris mengumpulkan data gejala utama infeksi virus corona varian delta.Â
Melansir Kompas, data dari ZOE Covid Symptom Study yang analisis ilmiahnya dilakukan oleh para ahli dari King’s College London menunjukkan bahwa gejala utama infeksi varian Delta adalah: sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek.