ZONATIMES.COM, Kanada – Kana tengah dilanda dengan fenomena kubah panas. Temperatur udara memang sangat tinggi, bahkan memecahkan rekor. Hal ini ternyata juga terjadi di Amerika Serikat.
Akibat adanya fenomena kubah panas, menyebabkan kematian hingga ratusan warga.
Dikutip Kompas, Otoritas Kanada mengatakan hampir 500 orang tewas di hampir seluruh provinsi barat Kanada dalam 5 hari ini.
Panas ekstrem ini disebabkan oleh kondisi yang disebut sebagai heat dome atau kubah panas. Akibatnya temperatur sampai tembus 49,5 derajat Celcius di area Lytton, British Columbia. Angkanya terus naik sehingga memecahkan rekor dalam tiga hari berturut-turut.
Di Amerika Serikat bagian barat, temperatur mencapai 46 derajat Celcius di Portland, Oregon. Lantas, apa penjelasan fenomena kubah panas ini?
Kubah panas pada dasarnya adalah fenomena cuaca di mana kondisi tekanan tinggi atmosfer menjebak udara yang datang dari Samudra Pasifik, menciptakan ruang udara dan mengompresnya ke bawah, membuat suhu semakin panas.
Area tekanan atmosfer tersebut membuat udara yang lebih dingin menjauh. Biasanya, angin dapat menggerakkan kubah panas dan menciptakan gelombang panas, namun karena kubah ini amat tinggi sampai atmosfer, maka tidak mudah pindah dan stasioner.
“Ibaratnya ini adalah pompa sepeda. Jika Anda memompa udara ke ban sepeda, maka udaranya menjadi hangat,” kata Philip Mote, profesor cuaca di Oregon State University yang dikutip Detik.com dari AFP, Kamis (1/7/2021).
Kondisi tersebut juga mencegah terbentuknya awan, sehingga radiasi dari sinar Matahari leluasa memancar. “Kita pernah melihat fenomena semacam ini sebelumnya, tapi kali ini jauh lebih kuat,” kata dia.
Penyebabnya mungkin tidak cuma satu, akan tetapi mungkin terkait dengan perubahan iklim.
Peristiwa langka semacam ini mungkin akan semakin sering terjadi di masa depan karena peningkatan suhu global.
Tanpa adanya perubahan iklim, kondisi kubah panas itu memang dapat terjadi, akan tetapi skalanya tidak sampai separah saat ini.
“Dunia tanpa perubahan iklim tetap ada gelombang panasnya di sana Namun tidak sampai memecahkan rekor,” kata Zeke Hausfather dari Breakthrough Institute.