Manusia Telah Meninggalkan Sekitar 200 Ton Sampah di Bulan
ZONATIMES.COM – Bulan – Sejak pertama kali manusia mendarat di Bulan pada tahun 1969, banyak sampah telah ditinggalkan di sana. Termasuk dalam sampah tersebut adalah sisa-sisa wahana antariksa seperti roket pengangkat dari lebih dari 50 pendaratan yang gagal, 96 kantong muntah, tinja, dan urine, serta berbagai objek lainnya seperti bulu, bola golf, dan sepatu bot.
Para ilmuwan tertarik untuk suatu saat membawa semua barang-barang tersebut kembali ke Bumi untuk mempelajari dampak waktu mereka di Bulan terhadap benda-benda tersebut. Namun, masalahnya adalah karena tidak ada yang memiliki Bulan, maka tidak ada yang bertanggung jawab untuk menjaganya tetap bersih dan rapi.
Penyisaan dan Sampah di Bulan
Sejak misi Apollo pertama pada tahun 1969, Bulan telah menjadi tempat pendaratan sejumlah wahana antariksa manusia. Namun, tidak semua misi berhasil, dan sisa-sisa dari wahana antariksa tersebut masih ada di permukaan Bulan hingga saat ini. Ini termasuk roket pengangkat yang digunakan untuk memasukkan wahana ke orbit Bulan dan wahana antariksa itu sendiri.
Selain itu, ada juga berbagai objek lain yang telah ditinggalkan oleh para astronot, seperti bola golf yang pernah dipukul oleh astronot Alan Shepard selama misi Apollo 14, serta barang-barang pribadi dan sampah yang ditinggalkan di atas Bulan.
96 Kantong Muntah, Tinja, dan Urine
Selama misi-misi Apollo, astronot-astronot harus menghadapi kondisi kehidupan yang sangat terbatas dan tidak ada toilet di wahana antariksa mereka. Sebagai hasilnya, mereka menggunakan kantong plastik untuk membuang muntah, tinja, dan urine mereka. Selama 6 pendaratan Apollo, total ada 96 kantong ini yang ditinggalkan di Bulan.
Studi Dampak Lingkungan
Salah satu alasan para ilmuwan ingin membawa kembali sampah-sampah ini adalah untuk mempelajari dampak lingkungan dari waktu yang dihabiskan di Bulan. Beberapa benda, seperti baju astronot dan peralatan lainnya, mungkin telah mengalami degradasi karena paparan radiasi dan kondisi permukaan Bulan yang keras.
Studi ini juga dapat memberikan wawasan tentang bagaimana barang-barang manusia dapat bertahan di lingkungan ekstraterestrial seperti Bulan. Ini bisa menjadi informasi berharga untuk perencanaan misi masa depan ke Bulan dan planet lain.
Masalah Hukum dan Kepemilikan
Salah satu masalah utama dalam membawa kembali sampah-sampah ini adalah masalah hukum dan kepemilikan Bulan. Saat ini, tidak ada kesepakatan internasional yang mengatur kepemilikan Bulan, dan Traktat Antariksa Luar 1967 menyatakan bahwa Bulan dan benda-benda langit lainnya tidak dapat menjadi milik negara mana pun. Oleh karena itu, tidak ada badan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan Bulan.
Beberapa perusahaan swasta telah mengumumkan rencana untuk misi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya di Bulan, tetapi masih ada ketidakjelasan dalam hal hukum dan regulasi. Ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana barang-barang yang ditinggalkan di Bulan harus dikelola dan diatur.
Perlindungan Lingkungan Antariksa
Masalah sampah di Bulan mencerminkan masalah yang lebih besar tentang perlindungan lingkungan antariksa. Seiring dengan peningkatan eksplorasi dan komersialisasi luar angkasa, akan ada lebih banyak objek yang ditinggalkan di luar angkasa, seperti satelit tua, tahap roket yang terbuang, dan sampah luar angkasa lainnya.
Saat ini, sudah ada upaya untuk mengatasi masalah ini, termasuk panduan internasional tentang manajemen sampah antariksa. Namun, tantangan nyata adalah bagaimana menerapkan regulasi dan tindakan nyata untuk menjaga luar angkasa tetap bersih dan aman bagi eksplorasi manusia dan keberlanjutan lingkungan antariksa.
Sampah di Bulan adalah masalah yang menarik perhatian para ilmuwan dan peneliti. Selain memberikan wawasan tentang dampak lingkungan dari eksplorasi manusia di Bulan, hal ini juga memunculkan pertanyaan yang lebih luas tentang kepemilikan Bulan dan perlindungan lingkungan antariksa.
Mungkin saatnya bagi komunitas internasional untuk bekerja sama dalam mengembangkan regulasi yang lebih tegas untuk menjaga luar angkasa tetap bersih dan terawat. Dengan demikian, kita dapat menjaga lingkungan luar angkasa agar tetap aman bagi eksplorasi manusia yang akan datang dan menjaga Bulan sebagai tujuan yang menarik dan berharga untuk penelitian ilmiah.