ZONATIMES.COM – Tonggak Sejarah yang Menandai Kelahiran Orde Baru?
Apa Tonggak Sejarah yang Menandai Kelahiran Orde Baru? Lahirnya Orde Baru (Orba) merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam perjalanan politik Indonesia. Artikel ini akan menggali berbagai peristiwa dan faktor kunci yang menjadi titik awal dan menandai kelahiran Orde Baru pada masa tersebut.
Revolusi 1965: Awal Perubahan Dramatis
Gerakan 30 September (G30S)
- Peristiwa G30S: Revolusi 1965 dimulai dengan peristiwa G30S yang mencakup kudeta militer dan pembunuhan beberapa pejabat tinggi.
- Aksi Kudeta yang Gagal: Kudeta tersebut gagal dan diikuti dengan tindakan represif terhadap orang-orang yang dianggap terlibat.
Reaksi dan Pembalasan Militer
- Pembalasan Militer: Pemerintah memberikan respons tegas dengan melancarkan pembalasan militer terhadap yang dianggap sebagai pemberontak atau simpatisan komunis.
- Operasi Trisula: Operasi Trisula, yang melibatkan pembunuhan massal, menjadi salah satu bentuk represi terbesar dalam sejarah Indonesia.
Supersemar: Pengambilalihan Kekuasaan
Pemberian Mandat Luar Biasa
- Pengakuan Kepemimpinan Soekarno: Soekarno memberikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) kepada Jenderal Soeharto, memberikan mandat luar biasa untuk mengambil alih kekuasaan.
- Makna dan Isi Supersemar: Supersemar menjadi dasar formal bagi transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
Pembentukan “Dwifungsi ABRI”
ABRI sebagai Faktor Kunci
- Peran ABRI dalam Orde Baru: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) mendapat peran kunci dalam menjaga stabilitas dan tatanan politik Orde Baru.
- Konsep “Dwifungsi ABRI”: ABRI diubah menjadi alat kekuasaan politik dan pengamanan, dikenal dengan konsep “Dwifungsi ABRI.”
Pemilihan MPRS Tahun 1966: Legalitas Orde Baru
Pergantian Kepemimpinan Negara
- Soekarno Melepaskan Kekuasaan: Soekarno melepaskan kekuasaan presidensialnya dan memberikan kesempatan pada Soeharto untuk mengambil alih kepemimpinan.
- Pemilihan MPRS: Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) menyelenggarakan pemilihan yang mengesahkan Soeharto sebagai presiden dan mengakhiri masa pemerintahan Soekarno.
Trilogi Pembangunan: Dasar Pembentukan Orde Baru
Pilar-Pilar Pembangunan
- Trilogi Pembangunan: Orde Baru mengusung konsep Trilogi Pembangunan yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan pengendalian keamanan.
- Pembangunan Ekonomi: Fokus pada pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Politik “Pancasila”
Ideologi Pancasila sebagai Pedoman
- Politik “Pancasila”: Orde Baru menggambarkan dirinya sebagai penerus dan pelindung ideologi Pancasila.
- Pancasila sebagai Panduan: Penerapan ideologi Pancasila dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan kebijakan negara.
Pemilu 1971: Konsolidasi Kekuasaan
Pemilihan Umum
- Pemilu 1971: Pemilihan umum diadakan sebagai upaya konsolidasi kekuasaan dan melegitimasi rezim Orde Baru.
- Dominasi Golkar: Golkar, partai penguasa yang mendukung Soeharto, mendominasi pemilu dengan meraih mayoritas suara.
Stabilitas Politik dan Keamanan
Rezim Otoriter
- Otoritarianisme Orde Baru: Stabilitas politik dan keamanan dijaga melalui pendekatan otoriter, pembatasan kebebasan pers, dan pengawasan ketat terhadap oposisi.
- Dwifungsi ABRI: ABRI memainkan peran besar dalam menjaga stabilitas dan mengatasi potensi ancaman terhadap pemerintah.
Industrialisasi dan Pembangunan Ekonomi
Program Pembangunan
- Pembangunan Ekonomi: Orde Baru menerapkan kebijakan industrialisasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
- Dampak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, namun juga meninggalkan dampak negatif seperti ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakberlanjutan lingkungan.
Orde Baru dan Hubungan Luar Negeri
Kebijakan Luar Negeri
- Kebijakan Non-Blok: Orde Baru meneruskan kebijakan luar negeri non-blok yang diinisiasi oleh Soekarno.
- Hubungan dengan Negara Barat: Peningkatan hubungan diplomatik dengan negara-negara Barat dan mendapat dukungan ekonomi dari lembaga internasional.
Krisis Ekonomi 1997: Runtuhnya Orde Baru
Krisis Keuangan dan Kritik Terhadap Rezim
- Krisis Keuangan Asia: Krisis ekonomi Asia pada tahun 1997 menciptakan ketidakstabilan ekonomi di Indonesia.
- Protes dan Kritik: Munculnya protes dan kritik terhadap kebijakan ekonomi dan korupsi di bawah rezim Orde Baru.
Reformasi 1998: Akhir Orde Baru
Ketidakpuasan dan Reformasi
- Ketidakpuasan Masyarakat: Meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap rezim Orde Baru, terutama di tengah krisis ekonomi.
- Reformasi 1998: Demonstrasi besar-besaran dan tekanan internasional memaksa Soeharto untuk mengundurkan diri pada Mei 1998, menandai berakhirnya Orde Baru.
Baca Juga:Â Asas-asas Pemilu di Indonesia
Kesimpulan
Orde Baru lahir melalui serangkaian peristiwa yang mencakup G30S, Supersemar, dan konsolidasi kekuasaan oleh Soeharto. Meskipun membawa pembangunan ekonomi, stabilitas politik, dan hubungan luar negeri yang lebih baik, namun juga diwarnai oleh pelanggaran hak asasi manusia, represi politik, dan ketidaksetaraan. Akhirnya, krisis ekonomi dan tekanan reformasi pada tahun 1998 mengakhiri era Orde Baru, membuka jalan bagi transformasi politik dan demokratisasi di Indonesia.