ZONATIMES.COM, Makassar – Salah seorang keluarga korban meninggal virus Corona (Covid-19) di Makassar menulis surat terbuka untuk seluruh warga Makassar, Sulsel.
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama saya akan memperkenalkan diri saya dulu. Saya adalah keponakan dari Almarhumah St. Hafsah, pasien covid-19 di Makassar dengan nomor pasien Covid-285.
Kami segenap keluarga almarhumah kaget dan syok dengan situasi ini. Kakagetan kami ditambah dengan banyaknya beredar informasi yang salah tentang keluarga kami, di media sosial. Hal itu juga meresahkan kami yang masih dalam suasana duka.
Kami segenap pihak keluarga memohon maaf yang sebesar besarnya kepada warga Makassar atas berita yang beredar dan menimbulkan keresahan. Sungguh, semua kejadian ini di luar kuasa kami. Kami pun tidak menginginkan adanya vonis penyakit apapun seperti virus penyebab covid-19 yang telah diberitakan sebelumnya. Siapa di antara kita yang mau menerima penyakit ini dan mendapatkan stigma negatif dari masyarakat? Saya pikir tidak ada satu orang pun yang mau demikian.
Kronologis sebenarnya, keluarga kami selama umrah dan tiba di tanah air dalam keadaan sehat walafiat. Demikian juga dengan almarhumah St. Hafsah yang memang memiliki kondisi atau riwayat penyakit sendi dan komplikasi lainnya selama setahun terakhir. Bahkan selama umrah, almarhumah memakai kursi roda karena kondisi tersebut.
Diberitakan bahwa almarhumah dirawat di RS Siloam selama lima hari terakhir kemudian wafat itu tidaklah benar. Fakta sebenarnya almarhumah masuk di RS Siloam Makassar pada pukul 6 pagi tanggal 15 Maret 2020 dan meninggal pukul 5 sore hari itu juga dalam kurun waktu tidak lebih dari 12 jam. Hal ini bisa kami buktikan dengan rekam medis yang ada di RS Siloam Makassar.
Vonis pun keluar 4 hari kemudian yang diumumkan langsung oleh Bapak Gubernur Sulawesi Selatan. Kami sekeluarga pun kaget karena sebelumnya tidak dikonfirmasi terlebih dahulu dari pihak RS tentang hasil tersebut. Kami tentunya kecewa atas situasi itu.
Kami berusaha tabah dan tetap mengikuti prosedur kesehatan sesuai protokol dari Dinas Kesehatan untuk mengisolasi diri dan menjaga imun tubuh kami masing masing. Kami bahkan sudah mengikuti serangkaian tes di Rumah Sakit Wahidin pada hari jumat, 20 Maret 2020 dan hari sabtu, 21 Maret 2020. Kami kini berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) karena belum menunjukkan gejala klinis dan mengarantina diri kami selama 14 hari.
Kami pun jadi mengerti, bagaimana rasanya penderitaan Warga Depok pasien Covid 01 – 03, yang dulunya juga mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Stigma yang kami rasakan juga cukup mempengaruhi psikis kami. Saya sampai menangis setiap membaca stigma tentang kami di media sosial, karena tekanan. Virus SARS-Cov-2 ini tidak mengenal agama, suku, jenis kelamin dan usia. Virus itu bisa menyerang siapa saja.
Kami keluarga besar meminta klarifikasi kepada pemilik akun Facebook Siti Asmah yang telah mengunggah foto keluarga kami tanpa izin dan memberitakan informasi yang tidak benar, menimbulkan keresahan dan memberikan stigma negatif bagi keluarga kami. Sekali lagi, siapa di antara kita yang menginginkan virus penyebab covid-19 masuk ke dalam tubuh kita? Tentu tidak ada yang mau.
Sekali lagi kami keluarga besar almarhumah memohon maaf kepada Warga Makassar dan Sulawesi Selatan atas keresahan ini. Kami bersyukur, kami bisa dideteksi secara dini sehingga mampu ditangani secara medis dan sesuai protokol kesehatan yang ada.
Mari bersatu dan mempererat tangan, menghadapi virus ini dengan saling mendukung dan mendoakan satu sama lain, diberi kesehatan dan keselamatan agar semuanya terlewati dengan baik. Mari kita patuhi perintah untuk tidak keluar rumah, kecuali dalam urusan mendesak. Belajar dari negara lain, virus ini bisa menyebar karena keramaian. Kita dukung kebijakan tetap di rumah, dan memberi penghargaan kepada para dokter dan tenaga medis yang berjuang di garis depan, dan memperlakukan kami secara baik selama pemeriksaan.
Terima kasih yang sebesar besarnya atas dukungan dan teman, sahabat dan saudara semua yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Kami masih dalam suasana duka dan syok, tapi kami yakin, ada hikmah yang akan diberikan oleh Allah SWT dalam ujiannya kali ini.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Makassar, 22 Maret 2020.
Tertanda: Pihak keluarga (Armi Indrayuni. ST. MT) ditulis di akun Facebook pribadinya, Armi Indrayuni.
Spesial thanks keluarga besar ikatan alumni Teknik Unhas atas supportnya, salam Kofte