ZONATIMES.COM, Opini – Pendidikan bagi manusia saat ini merupakan suatu aset yang berharga untuk masa depan yang cerah.
Katanya, ketika seseorang memiliki pendidikan yang tinggi maka orang-orang di sekelilingnya akan memujanya, namun jika pendidikannya hanya sebatas bangku sekolah entah itu dasar sampai menengah maka hanya akan dipandang sebelah mata.
Tulisan ini bukan tentang betapa pentingnya pendidikan. Tulisan ini hanya untuk mengingat esensi dari pendidikan yaitu “memanusiakan manusia”.
Manusia memerlukan bantuan untuk berhasil menjadi manusia, banyak yang mengatakan dirinya manusia tetapi tidak berfikir. Karena sesungguhnya manusia itu hanyalah sifat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rene Deskartes “aku berfikir maka aku ada”.
Pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu saja, kalau hanya sekedar itu bukan pendidikan namanya tapi pengajaran dan pengajaran bisa didapatkan diberbagai tempat meski tanpa pendidikan.
Sadar atau tidak, pendidikan itu ada karena manusia juga ada. Pendidikan hanya ditujukan bagi manusia bukan hewan atau sejenisnya. Ketika kau merasa adalah manusia maka akan terbesit dalam pikiran tidak akan melakukan apa yang seperti dilakukan oleh seekor binatang.
Seperti kencing di tempat umum, ciuman di tempat umum atau bahkan sampai menghilangkan nyawa dari manusia lainnya.
Gelar tertinggi dalam pendidikan bagi manusia adalah Mahasiswa. Mengapa mahasiswa? Karena menyandang gelar mahasiswa merupakan tantangan, begitu besar amanat yang harus diemban sebagai mahasiswa. Karena mahasiswa merupakan pembawa perubahan.
Pertanyaannya apakah dalam menyandang gelar tersebut kita hanya perlu masuk kampus, belajar dan menjadi mahasiswa apatis? Tentu tidak. Sebagai manusia yang diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan hingga kita menyandang gelar mahasiswa harusnya kita bisa menjadi promotor penggerak, harusnya kita bisa membantu manusia lain dalam mempertahankan hak-hak mereka.
Orang-orang yang lahannya disita paksa oleh pemerintah, orang-orang yang digusur dari rumahnya sampai dengan orang-orang yang kehilangan pekerjaannya, harusnya kita bisa membantu mereka karena kita berfikir. Kita memikirkan nasibnya dan juga keluarganya. Bagaimana jika kita diposisinya lantas tak ada orang yang mau membantu? Miris bukan?
Ingat tujuan dari sebuah pendidikan bukan hanya tentang melontarkan manusia, tetapi sejatinya tujuan dari pendidikan itu adalah bagaimana kamu sebagai manusia mampu memanusiakan manusia yang lainnya.
Manusia itu dididik untuk memperoleh kemerdekaan atas dirinya, agar bisa melawan atas penindasan yang dialami, bukan malah mengikut seperti sapi yang di cucuk lubang hidungnya.
Manusia itu makhluk sosial bukan makhluk individu yang tidak membutuhkan satu sama lain. Buktikan kalau kita sebagai manusia adalah makhluk yang berfikir, buktikan bahwa kita juga merupakan makhluk sosial yang saling peduli antara satu dengan yang lainnya.
Buktikan bahwa kita adalah masyarakat berpendidikan dengan bukti autentik (mampu memanusiakan manusia dengan gerakan sosial).
Penulis: Anisa Lusiana, Kader PMII Makassar/Mahasiswi UIN Alauddin Makassar