ZONATIMES.COM, Opini – Lahirnya Indonesia, semata mata bukan tanpa spirit dan perjuangan, bukan pula hal yang diperjualbelikan melalui transaksi poliTIKUS, tetapi lahir dari perjuangan hebat kaum muda yang progresif. Yang terus berpikir tentang perjuangan, yang terus berpikir tentang kemenangan, dan ide positif sebuah kemerdekaan dari pasal 28 UUD 1945.
Perjuangan pemuda, Indonesia lahir dan menjadi satu-satunya negara yang lepas dari penjajahan tatkala perang dunia ke II telah usai.
Lahirnya dalam kondisi lengkap dengan ideologinya, yakni Pancasila dan UUD 1945 serta mengikut harapan besar kolektif rakyat Indonesia dari seluruh pelosoknya.
Seni terbesar pemuda Indonesia memiliki history yang sangat baik. Memulai langkah perjuangan 1908, 1928, 1945, masa perjuangan orla, peristiwa malari, teriakan lantang NKK/BKK, dan tumbangnya rezim eyang Soeharto, Semua peristiwa mengisi catatan sejarah dari sebuah gerakan pemuda Indonesia.
Tatkala benang-benang sejarah memanjang seiring berjalannya jarum jam, merajut bangsa menjadi bangsa yang “MAHABANGSA”. Proses panjang itu dilakukan hingga kebebasan bisa di teriakkan sampai tenggorokan pun ikut putus.
Kaum muda atau kaum muda terpelajar yang akrab disebut mahasiswa menjadi potensi besar bagi sebuah bangsa. Sosiolog terkenal Max Weber mengatakan, perubahan adalah ideas atau pandangan. Tesis utama dari weberianisme adalah pengakuan terhadap peranan besar ideologi sebagai variabel independen bagi perkembangan suatu komunitas.
Dengan kekuatan massa dan starting up dari disiplin ilmu yang beragam serta penyamaan frame dalam sebuah ideologi mampu melahirkan energi sebagai penunjang gerakan kolektif dari mahasiswa untuk menjaga stabilitas bangsa.
Pekerjaan Mahasiswa
Tahukah kalian, kampus yang baru kalian injak tanahnya, yang kalian hirup udaranya, yang kalian sentuh bangunannya, yang kalian lihat kemegahannya, bisa jadi semata mimpi fantasi belaka. Luas tanahnya, segar udaranya, megah bangunannya, percayalah…. semua itu terlihat nyata di depan kalian dari keringat rakyat, darah proletar yang tertindas.
Oleh karena itu, kampus bukanlah sekedar tempat pelatihan dan sekrup mesin industri. Tempat pendidikan atau doktrin untuk bergabung menjadi partner kapitalis?
Pekerjaan mahasiswa tidaklah sederhana, masuk kelas mendengarkan dosen bicara, mengisi absensi kehadiran, lalu pulang dengan membawa tugas. Kemudian di akhir semester mengikuti ujian untuk mendapatkan “nilai” yang menjadi akhir dari tujuan di kampus. Apa hanya sampai di situ? Tentu tidak!.
Ada pekerjaan yang menanti kalian mahasiswa baru. Masih banyak petani yang sawahnya disulap menjadi pabrik-pabrik, orang-orang miskin yang rumahnya digusur, masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan masih banyak lagi.
“Mereka adalah orang-orang yang harus dipikirkan mahasiswa. Apalah arti empat tahun waktu kuliah, sementara masyarakat sekitar ditinggalkan. Bila kalian hanya ingin menjadi mahasiswa kuliah pulang-kuliah pulang, tanyakan lagi kepada hari nurani”
Selamat datang di dunia mahasiswa, dunia yang sesungguhnya untuk generasi pembelajar. Baiknya sebuah nilai, kemantapan dalam beretika adalah pekerjaan mahasiswa, kecacatan logika para pengajar, bobroknya sistem kampus, lemahnya manajemen pengelola kampus juga merupakan pekerjaan mahasiswa.
Laparnya masyarakat, banyaknya pengangguran, melambungnya harga makanan pokok, korupsi yang dilakukan oknum pejabat, anggaran pemerintah yang tidak merata, kebijakan yang tidak pro rakyat juga masih menjadi pekerjaan mahasiswa.
Generasi pembelajar bukan generasi tunduk, karena mahasiswa bukan budak, bukan juga robot, kedaulatan ada di tangan rakyat dan mahasiswa menjadi representatif dari rakyat. Generasi pembelajar harus dididik bersama mimpi dan imajinasi, generasi pembelajar harus ditempa bersama pengetahuan dan keberanian. Generasi pembelajar mampu menjawab tantangan laju gerak jaman, karena hidup merupakan rangkaian pertanyaan demi pertanyaan dan generasi pembelajar selalu berusaha untuk mencari jawabannya.
Selamat datang mahasiswa baru angkatan 2019 darimana pun kalian berasal, dimana pun kampus kalian. Selamat datang di ruang lingkup generasi pembelajar. Selamat berjuang menjadi oposisi permanen dari ketidakadilan.
Penulis : Wahyu Pratama Hasbi Mahasiswa Jurusan Hukum Tata Negara, UIN Alauddin Makassar
Note : Tulisan ini sepenuhnya tanggung jawab penulis