ZONATIMES.COM – Per 12 September 2023, Jakarta akhirnya keluar dari daftar 10 besar kota paling berpolusi di dunia. Ini adalah kabar baik bagi ibu kota Indonesia yang selama beberapa waktu terakhir telah berjuang keras untuk mengatasi masalah polusi udara yang meresahkan penduduknya.
Perjalanan Panjang Jakarta dalam Masalah Polusi Udara
Dalam beberapa minggu terakhir, Jakarta sempat menduduki peringkat pertama sebagai kota paling berpolusi di dunia menurut laporan real-time IQAir. Hal ini menjadi sorotan internasional dan membuat banyak orang khawatir akan dampak buruknya terhadap kesehatan masyarakat Jakarta.
Masalah polusi udara di Jakarta telah menjadi perhatian serius selama beberapa tahun terakhir. Tingginya tingkat polusi udara, terutama di musim kemarau, telah mengakibatkan gangguan kesehatan serius bagi penduduk Jakarta, terutama anak-anak dan lanjut usia.
Pemerintah Jakarta bersama-sama dengan pihak terkait telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini. Namun, perubahan signifikan memerlukan waktu dan usaha yang berkelanjutan.
Skor Kualitas Udara (AQI) Jakarta
Kualitas udara di suatu daerah dapat diukur melalui indeks yang dikenal sebagai Air Quality Index (AQI). AQI adalah pengukuran konsentrasi polutan udara dalam polusi udara ambien dan risiko kesehatan yang terkait. Nilai AQI berkisar dari 0 hingga 500, dengan rentang nilai yang memiliki arti berbeda:
- 0-50: Kualitas udara baik.
- 51-100: Kualitas udara sedang.
- 101-150: Kualitas udara tidak sehat untuk kelompok sensitif.
- 151-200: Kualitas udara tidak sehat.
- 201-300: Kualitas udara sangat tidak sehat.
- 301-500: Kualitas udara berbahaya.
Sebelumnya, Jakarta telah mencatat skor AQI yang sangat tinggi, bahkan melampaui angka 300 yang merupakan ambang batas kualitas udara yang sangat tidak sehat. Hal ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi kesehatan masyarakat.
Perkembangan Terbaru
Namun, berita baik datang pada tanggal 12 September 2023. Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 besar kota paling berpolusi di dunia. Peringkat saat ini menempatkan Jakarta pada peringkat ke-24 dengan skor AQI sebesar 76. Ini adalah perubahan yang signifikan dalam waktu yang relatif singkat.
Peningkatan kualitas udara ini bisa menjadi hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Jakarta. Di antara upaya tersebut termasuk:
1. Penyuluhan dan Kesadaran Masyarakat: Penyuluhan mengenai bahaya polusi udara dan cara menguranginya telah dilakukan secara aktif. Kesadaran masyarakat Jakarta tentang pentingnya menjaga kualitas udara telah meningkat.
2. Pengendalian Emisi Kendaraan: Kendaraan bermotor menjadi salah satu penyumbang utama polusi udara. Jakarta telah memperketat pengendalian emisi kendaraan bermotor dan mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan.
3. Penanaman Pohon: Penghijauan kota dengan menanam lebih banyak pohon juga menjadi langkah penting dalam mengurangi polusi udara.
4. Pembangunan Transportasi Publik: Meningkatkan transportasi publik untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan-jalan Jakarta.
5. Regulasi Industri: Mengatur industri-industri besar untuk mengurangi emisi gas beracun.
Kendala yang Dihadapi
Meskipun Jakarta telah mencapai perbaikan dalam kualitas udara, masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya menjaga keberlanjutan perubahan ini. Beberapa kendala tersebut meliputi:
1. Pertumbuhan Penduduk: Jakarta adalah salah satu kota dengan pertumbuhan penduduk yang cepat. Jumlah kendaraan bermotor dan kebutuhan energi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk ini.
2. Infrastruktur yang Terbatas: Infrastruktur transportasi publik yang masih terbatas membuat banyak orang bergantung pada kendaraan pribadi.
3. Perkembangan Industri: Perkembangan industri yang pesat di Jakarta juga berkontribusi pada emisi polutan udara.
4. Musim Kemarau: Jakarta masih rentan terhadap polusi udara selama musim kemarau.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun ada kendala yang harus diatasi, langkah-langkah positif yang telah diambil oleh Jakarta menuju kualitas udara yang lebih baik adalah tanda positif bahwa perubahan adalah mungkin. Dengan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Jakarta dapat terus mengurangi polusi udara dan memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi penduduknya.
Kehadiran Jakarta di luar daftar 10 besar kota paling berpolusi adalah pencapaian yang patut diapresiasi, tetapi ini juga harus menjadi momentum untuk terus melakukan perbaikan. Polusi udara bukan hanya masalah Jakarta, tetapi juga masalah global yang memerlukan perhatian semua pihak. Semoga kota-kota lain di seluruh dunia juga dapat mengikuti jejak Jakarta dalam upaya menjaga kualitas udara yang lebih baik dan lingkungan yang lebih sehat bagi semua.