Perbandingan Gaya Berpidato Jokowi dan SBY

ZONATIMES.COM – Perbandingan Gaya Berpidato Jokowi dan SBY.

Berpidato adalah salah satu aspek penting dalam kepemimpinan seorang presiden. Di Indonesia, dua presiden yang sangat dikenal adalah Joko Widodo, atau Jokowi, dan Susilo Bambang Yudhoyono, atau SBY. Keduanya memiliki gaya berpidato yang berbeda, mencerminkan kepribadian dan era pemerintahan yang berlainan. Artikel ini akan mengulas perbedaan gaya berpidato Jokowi dan SBY dalam konteks politik dan komunikasi publik.

Antara Jokowi dan SBY

Sebelum kita membandingkan gaya berpidato keduanya, mari mengenal latar belakang mereka.

Jokowi: Pemimpin Tanah Air. Jokowi adalah presiden ke-7 Republik Indonesia yang menjabat sejak tahun 2014. Beliau dikenal sebagai sosok yang akrab dengan rakyat dan memiliki latar belakang sebagai Walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta sebelum terpilih sebagai presiden. Jokowi dikenal dengan gaya sederhana dan seringkali berbicara langsung dengan rakyat.

SBY: Pemimpin yang Berpengalaman. SBY adalah presiden ke-6 Indonesia yang menjabat selama dua periode, yaitu tahun 2004-2014. Beliau memiliki pengalaman militer yang panjang dan sebelum menjabat sebagai presiden, SBY menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan Kepala Staf TNI Angkatan Bersenjata. SBY dikenal dengan bahasa formal dan diplomatisnya dalam berpidato.

Perbedaan dalam Gaya Berpidato

Beda Jokowi dan SBY dalam berpidato sangat mencolok dan dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.

1. Gaya Bahasa

Salah satu perbedaan utama antara Jokowi dan SBY dalam berpidato adalah gaya bahasa yang mereka gunakan. Jokowi lebih cenderung menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh rakyat. Beliau tidak ragu untuk menggunakan bahasa-bahasa daerah dan ungkapan-ungkapan khas Indonesia dalam pidatonya. Ini menciptakan kedekatan emosional dengan rakyat.

Di sisi lain, SBY cenderung menggunakan bahasa formal dan lebih banyak menggunakan kosakata yang lebih tinggi. Pidatonya seringkali mengandung kalimat-kalimat yang panjang dan rumit. SBY berbicara dengan gaya yang lebih santun dan diplomatis, mencerminkan pengalaman dan latar belakangnya yang kuat di bidang militer dan politik.

2. Konten Pidato

Beda Jokowi dan SBY dalam berpidato juga terlihat dalam konten pidatonya. Jokowi sering membahas isu-isu sosial dan ekonomi yang langsung berdampak pada rakyat. Pidatonya seringkali fokus pada pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan isu-isu kesejahteraan sosial. Jokowi menunjukkan kepeduliannya terhadap rakyat dengan berbicara langsung mengenai permasalahan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat.

Sementara itu, SBY lebih sering membahas isu-isu geopolitik dan hubungan internasional. Pidatonya seringkali berisi analisis mendalam tentang isu-isu global, perdamaian, dan diplomasi. Beliau menciptakan citra sebagai seorang pemimpin yang berwawasan luas dalam urusan internasional.

3. Interaksi dengan Rakyat

Beda Jokowi dan SBY dalam berpidato juga tercermin dalam interaksi mereka dengan rakyat. Jokowi sering melakukan kunjungan langsung ke berbagai daerah di Indonesia untuk mendengarkan aspirasi dan masalah rakyat. Beliau juga sering berbicara dengan bahasa tubuh yang ramah, seperti berjabat tangan dan memeluk warga.

Di sisi lain, SBY cenderung menjaga jarak yang lebih formal dengan rakyat. Interaksinya seringkali terjadi dalam acara-acara resmi dan pertemuan diplomatik. Beliau menciptakan citra sebagai seorang pemimpin yang lebih serius dan kaku dalam tindakan dan ucapan.

Pandangan Media Asing terhadap Gaya Berpidato

Pandangan media asing terhadap gaya berpidato Jokowi dan SBY mencerminkan perbedaan dalam pendekatan komunikasi dan kepemimpinan mereka.

Media asing seringkali mengapresiasi gaya berpidato Jokowi yang sederhana dan mudah dipahami. Mereka melihatnya sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan mampu menyampaikan pesan-pesan kebijakan dengan cara yang jelas dan langsung. Media asing sering menyoroti keberhasilan Jokowi dalam membangun infrastruktur dan mengatasi isu-isu sosial di Indonesia.

Sementara itu, pandangan media asing terhadap gaya berpidato SBY lebih menghargai ketegasan dan kematangan dalam berbicara. Mereka menganggap SBY sebagai seorang pemimpin yang berpengalaman dan memiliki keahlian diplomasi yang tinggi. Media asing sering mengandalkan pidatonya dalam konteks hubungan internasional dan isu-isu global.

Kesimpulan

Beda Jokowi dan SBY dalam berpidato mencerminkan perbedaan dalam gaya kepemimpinan dan era pemerintahan mereka. Gaya bahasa, konten pidato, dan interaksi dengan rakyat menjadi faktor penting yang membedakan keduanya. Pandangan media asing terhadap gaya berpidato mereka mencerminkan bagaimana dunia memandang kepemimpinan Indonesia dalam konteks nasional dan internasional. Perbandingan ini adalah bagian dari keragaman dalam dunia politik dan komunikasi, yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan gaya berpidato para pemimpin.

Baca juga: Perbandingan Gaya Berpidato Jokowi dan Soeharto