Belajar Sendiri di Sekolah, Kisah Dimas yang Tak Miliki Smartphone

ZONATIMES.COM, Rembang – Saat semua temannya belajar lewat daring atau jarak jauh. Namun berbeda dengan satu siswa ini yang harus tetap menjalankan proses belajar mengajar bertatap muka di tengah pandemi Covid-19 karena dirinya tak memiliki smartphone/gawai untuk belajar lewat online.

Itulah yang dirasakan, Dimas Ibnu, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Rembang. Ketidak mampunya juga membeli smartphone, tak membuat semangatnya untuk ikut belajar walau berbeda dengan teman-teman lainnya.

Tia harinya berangkat ke sekolah mengenakan seragam lengkap sekolah. Setelah tiba di sekolah dia tampak percaya diri melangkah ke ruang kelas. Tibanya dalam ruang kelas langsung mendatangi bangku, duduk seorang diri, ikut belajar dengan gurunya.

Karena tidak memiliki smartphone, maka pihak sekolah mengizinkan Dimas ikuti belajar tatap muka. Ia datang disekolah diantara oleh ibunya dengan mengendarai sepeda motor. Ibu Dimas yang bekerja di pengeringan ikan mengharuskan ia harus meninggalkan anaknya saat usai diantara ke sekolah, sehingga untuk pulangnya Dimas diantara oleh gurunya sendiri.

“Selesai pembelajaran, Dimas diantar wali kelas sampai rumah,” kata Kepala SMPN 1 Rembang, Isti Chomawati saat ditemui wartawan, kamis lalu. Dikutip dari nextekno.com, Sabtu (25/7/2020).

Berdasarkan informasi yang diterima, ada sejumlah siswa lain yang kondisinya sama dengan Dimas. Namun sekolah belum selesai mendata berapa jumlah siswa yang tak memiliki smartphone sehingga tak bisa belajar online dari rumah. Namun hari ini baru Dimas yang tampak belajar di sekolah tersebut.

Untuk diketahui Dimas merupakan anak Didik Suroyo, yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan harian, dan Asiatun, yang bekerja sebagai buruh pengeringan ikan. Mereka tinggal di RT 1 RW 1 Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Rembang.

Pihak sekolah sudah memastikan Dimas memang tidak memiliki ponsel pintar seperti siswa lainnya, sehingga Dimas diizinkan datang ke sekolah untuk belajar tatap muka meski seorang diri.

“Barangkali, bagi keluarganya, beras jauh lebih dibutuhkan daripada ponsel pintar dan kuota internet,” terang Kepsek SMPN 1 Rembang.

Pihak sekolah sengaja membuat kebijakan khusus bagi siswa yang tak memiliki gawai untuk belajar offline di sekolah. Dan saat ini pihak sekolah masih melakukan pendataan kepada siswa/siswinya.

“Tentu saja, dengan protokoler ketat, seperti cek suhu badan, pelindung wajah, masker, dan lainnya. Kami sudah inventarisasi, ada beberapa siswa yang memang tidak memiliki fasilitas daring. Nanti mereka akan kami bantu belajar offline,” tandasnya.