Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah

Ibu, adalah sosok perempuan yang sangat kita hormati. Siapapun orangnya, apapun jabatannya, makai a wajib menghormati ibunya. Olehnya tidak salah bila dikatakan bahwa surga dibawah telapak kaki ibu. Hal tersebut karena sang ibu mengandung kita selama kurang lebih Sembilan bulan, satu napas, satu nyawa. Bahkan, saat ibu melahirkan kita, maka satu kakinya di dunia satu kakinya di akhirat. Sehingga saat seorang ibu meninggal saat melahirkan maka ia masuk dalam kaum jihad, kaum penghuni surga.

Kehadiran ibu dalam keluarga adalah sesuatu yang sangat terhormat dan mulia. Tidak salah bila ada teori kelekatan menurut Bowlby dimana kelekatan antara ibu dan anak tercipta karena ibu sebagai individu yang melahirkan anak memiliki emosional yang lebih besar dibandingkan dengan anggota lainnya. Selain itu anak membutuhkan perhatian, kasih sayang dan perlindungan yang menciptakan rasa aman dan menjauhkan anak dari segala bahaya.

Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak dilahirkan di mana ibu selalu disamping anak-anaknya, mulai dari menyusui dan berlangsung selama kurang lebih 2  tahun, memberi makan, minum, mengganti pakaian dan sebagainya. Ibu dalam keluarga merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anaknya. Ibu menjaga anaknya agar tetap sehat dan hidup, ia merawat anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengenal lelah.

Ibu sebagai contoh dan teladan dalam mengembangkan kepribadian  yang membentuk sikap anak. Seorang ibu  harus memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima. Untuk pengembangan kepribadian, anak belajar melalui peniruan terhadap orang lain. Sering kali tanpa disadari orang dewasa memberikan contoh dan teladan yang sebenarnya justru tidak diinginkan.

Peranan perempuan sebagai ibu memiliki kedudukan yang sangat terhormat dalam konteks budaya Makassar. Penggunaan  kata ibu dalam Bahasa Makassar biasanya digunakan dua kata, yaitu ammaq dan anrong. Kata ammaq penggunaannya terbatas hanya pada manusia saja, sementara kata anrong penggunaannya lebih luas karena dapat digunakan pada manusia untuk sebutan ibu  tapi bisa juga sebutan induk pada hewan dan biasanya dipakai untuk ungkapan yang bermakna konotatif. Penggunaan kata anrong digunakan juga dalam menyebutkan ibu jari (anrong lima). 

Makna dari anrong lima adalah hanya ibu jari yang mampu menyentuh semua jari tangan, jari lain tidak dapat melakukan hal itu dengan kata lain dalam keluarga hanya ibulah yang mampu dekat dengan semua anggota keluarga seperti suami dan anak-anak. Olehnya, apabila ada suatu permasalahan biasanya hanya ibu yang mampu menyelesaikan.

Anrong juga digunakan untuk pegangan tangga (anrong tukaq) sekaligus tempat bertumpunya anak-anak tangga. Saat seseorang naik tangga, akan lebih aman apabila berpegangan pada anrong tukaq.  Sehingga anrong tukaq bermakna bahwa ibu yang menjadi pegangan atau tumpuan anak-anaknya dalam menjalani kehidupannya. Ungkapan-ungkapan tersebut memperlihatkan bahwa di kalangan masyarakat Bugis Makassar posisi perempuan sangat dihormati keberadaannya.

Tugas utama dari seorang perempuan Bugis adalah menjadi seorang ibu yang shalehah, baik dan tulus (mancaji indo ana tettong ridécéngngé, tudang ripacingngé), menjadi penuntun suami yang jujur, hemat dan bijaksana sekaligus menjadi teman pendukung dan penopang dalam mengatasi segala kesulitan maupun perjuangan dalam mengatasi segala hal (mancaji pattaro tettong rïlempu’é punnai cirinna enrengngé lampu ‘nawa-nawa méwai sibaliperri’ waroanéna sappa ‘laleng atuong), menjadi kebanggaan bapaknya, saudaranya dan suaminya untuk menjaga kehormatan hidupnya (mancaji ‘siatutuiang siri na enrengngé banapatinna ritomatoanna, risiléssureng macoana letih’ ga riworoanéna). Olehnya,  posisi, gelar, dan profesi seorang ibu sangat dijunjung tinggi dalam tradisi dan budaya Bugis.

Seorang ibu harus menjaga kesucian, kesalehan dan kecerdasannya karena ia adalah jendela pertama bagi seorang bayi dan menjadi pengontrol bagi suaminya. Ketika bayi lahir, ibu memainkan peranan penting dalam memperkenalkan bayi kepada dunia. Masa depan anak sangat tergantung pada ibu. Sikap, pandangan dan seluruhnya semua diperoleh sang bayi dari seorang ibu dan seorang ibu yang sempurna akan lebih baik dari seribu guru. Sehingga tidak salah apabila ibu dalam keluarga Bugis Makassar sangat dihormati keberadaannya.