Simposium dan Dema UIN Alauddin Bahas Pandemi COVID-19 Hadirkan Yusril Ihza Mahendra

ZONATIMES.COM, Makassar – Sabtu (13/06/2020) Serikat Mahasiswa Penggiat Konstitusi dan Hukum (Simposium) bersama Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Alauddin Makassar bersama dan South East Asia Academic Mobility (SEAAM) menggelar Simposium Asia Tenggara bertajuk “Problematika Umat Di Tengah Pandemi Covid-19”.

Acara ini diadakan melalui via zoom, dengan menghadirkan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra sebagai Keynote Speaker.

Dari narasumber menghadirkan Dr. Syamsuddin Radjab (UIN Alauddin Makassar, Indonesia), Prof. Dr. Sukree Langputeh (Fatoni University, Thailand), Prof. Dr. Gamal Nasir Zakaria, (University Brunei Darussalam), dan Dr. Suyatno Ladiqi (Univ. Sultan Zainal Abidin, Malaysia).

Acara ini akan dipandu oleh Fachrulrozy Akmal SH (PKP Kemenkumham Sulsel)

Ketua Umum DPP Simposium Sulsel, Ahmad Zulfikar menuturkan bahwa semoga dengan diadakannya kegiatan ini mampu melahirkan sebuah dasar dan kesadaran dalam menyikapi pandemi ini.

“Kegiatan diselenggarakan sebagai salah satu upaya duduk bersama dan mengkaji masalah-masalah yang terjadi di tengah pandemi covid-19 berdasarkan tinjauan dari negara-negara khususnya di Asia Tenggara, semoga dengan diadakannya kegiatan ini mampu melahirkan sebuah dasar dan kesadaran bagaimana kita menyikapi pandemi ini,” ucap Ahmad Zulfikar.

Menurutnya, Covid-19 ini telah merambat di seluruh dunia hingga saat ini tak satu pun negara yang bisa mengklaim bahwa negara tersebut tidak terjangkit virus corona, sehingga organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan sebagai pandemi.

Data yang dilansir dari Worldometer per 28 April 2020 lalu juga mengemukakan bahwa virus corona telah menjangkiti 3.080.101 orang diseluruh dunia dengan angka kematian mencapai 212.265 orang dan yang dinyatakan sembuh 929.077 orang.

“Dalam perhitungan global, berdasarkan data virus corona telah menjadi ancaman serius bagi penduduk dunia. Tidak heran berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi wabah ini. Dampak yang ditimbulkan juga langsung ke masalah sosial, politik, ekonomi dan psikologi,” terang Zulfikar.

Dilansir dari Term Of Reference (TOR) Simposium Asia Tenggara, Pemerintah melalui berbagai kebijakan ekonomi dan politik berusaha mengatasi.

“Para peneliti bidang kesehatan bekerja keras di laboratorium mencari vaksin yang bisa meminimalisir, mencegah atau bahkan mengobati penyakit ini,” ucap dia.

Selain itu, para dokter dan tenaga medis berjuang di garda terdepan menyelamatkan jiwa para pasien yang terpapar virus corona mematikan itu.

Disisi lain, penerapan berbagai kebijakan pembatasan sosial hingga lockdown yang saat ini telah berjalan diperpanjang lagi.

“Para kepala negara dan pemerintah di berbagai belahan dunia termasuk wilayah asia tenggara telah memberlakukan pembatasan mulai dari tingkat moderat, seperti PSBB hingga lockdown dengan maksud menyelamatkan warga negaranya masing-masing dari covid-19, bahkan dalam menyikapi pandemi covid-19, para pengambil kebijakan kerap kali berhadapan dengan keputusan yang dilematis karena di satu sisi, kebijakan itu bertujuan menghentikan penyebaran virus corona agar masyarakat tidak tertular,” jelas Zulfikar.

Namun, dilain pihak, kata dia hal itu dapat memukul bahkan melumpuhkan roda perekonomian sehingga dapat berdampak pada peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.