ZONATIMES.COM, HIBURAN – Sinetron Ikatan Cinta menjadi buah bibir dan banyak disorot publik. Bagaimana tidak, sinetron yang dibintangi Arya Saloka dan Amanda Manopo ini memiliki alur cerita yang menarik.
Sehingga, sinetron Ikatan Cinta bahkan memecahkan rekor rating tertinggi. Sinetron garapan MNC Pictures itu pada Jumat (29/1) malam meraih TVR 11,9 dan audience share 43,7 persen.
Pakar Media Universitas Airlangga (UNAIR) Prof. Dra. Rachmah Ida M.Comms., Ph.D. angkat bicara perihal viralnya sinetron Ikatan Cinta. Setidaknya, ada 3 alasan mengapa Ikatan Cinta sangat digemari oleh masyarakat.
3 Alasan Sinetron Ikatan Cinta Digemari Penonton
Seperti dilansir Zonatimes.com dari laman Unair.ac.id, Prof. Dra. Rachmah Ida M.Comms., Ph.D. yang juga merupakan guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini menjelaskan, tayang televisi menjadi salah satu alternatif hiburan di tengah Pandemi Covid-19.
Orang-orang merasa stres dengan pemberitaan Covid-19. Sehingga, kata Rachmah Ida, orang lebih memilih menonton tayangan televisi untuk mendapatkan hiburan.
Adapun alasan kedua sinetron ini disukai publik karena alur cerita yang tidak monoton. Cerita dibumbui dengan hal-hal lucu serta perilaku romantis dari Aldebaran dan Andin sebagai bintang dalam sinetron Ikatan Cinta.
Kehadiran sinetron Ikatan Cinta juga bisa membangun fantasi bagi masyarakat yang sedang stres akibat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
Penonton Ikatan Cinta Termasuk Khalayak Aktif
Lebih jauh, Prof Ida menjelaskan, dalam konteks media, audiens dianggap aktif dalam menerjemahkan makna dari tayangan televisi yang ia tonton.
“Penonton terpengaruh setelah menonton sinetron karena merasa apa yang ditayangkan mirip dengan cerita mereka, tapi bisa jadi jumlah penonton yang terpengaruh sangat terbatas,” jelasnya.
Prof Ida berharap, ke depan tayangan televisi yang benar-benar menghibur, mencerahkan semakin banyak.
Tak lupa pula, Prof Ida menyampaikan kepada penonton Ikatan Cinta untuk bijak dalam menonton setiap tayangan di televisi. “Jadilah penonton yang bijak, penonton yang tahu bahwa sinetron hanyalah fantasi. Produser justru memberikan disclaimer kepada publik di awal pertunjukan. Selain itu, masyarakat juga harus pintar-pintar menonton sinetron,” tutupnya.