Viral Dosen Tulis Sampah di Skripsi Mahasiswa, Klarifikasinya

ZONATIMES.COM – Mendadak viral di media sosial, foto skripsi yang penuh coretan dan catatan dari dosen pembimbing. Tak hanya dicoret tapi juga ditulis ‘sampah’.

Dua foto skripsi itu diunggah oleh dosennya Sony Kusumasondjaja. Dan pertama kali dicuit oleh pemilik akun Twitter @fierza.

“Gimana perasaanmu punya dosen pembimbing kayak Sony Kusumasondjaja? Cukup melatih daya tahan banting,” tulis @fierza di Twitter dengan menunjukkan dua foto revisi skripsi seperti dilansir dari suaracom Rabu, 16 Oktober 2019.

Diketahui @fierza salah satu alumni UGM, cuitannya pria ini telah mendapatkan lebih dari 7 ribu like dan 6 ribu retweet sejak diunggah pada Minggu, 13 Oktober 2019.

Kedua foto tersebut, dikomentari banyak akun, hingga menambah foto itu viral, salah satu akun milik  @analispolitik juga ikut berkomentar.

“Feedback semacam ini-tidak manusiawi, malas, dan tidak membangun-sering ditemukan dalam “skripsi” mahasiswa. Itu harus dihentikan. Kami tidak akan melatih siswa yang baik dengan mengatakan karya mereka ‘sampah’. itu hanya menunjukkan ketidakmampuan dosen dalam terlibat dengan karya orang lain,” tulis @analispolitik.

Dari banyak yang berkomentar miring dan seolah-olah di pojokan dosen tersebut yang menulis ‘sampah’, akhirnya Sony Kusumasondjaja memberikan klarifikasi.

Menurutnya komentar dari warganet Indonesia terlalu mudah menyimpulkan dan langsung memberi komentar pedas.

“Hiruk pikuk yang terjadi menunjukkan betapa mudahnya netizen +62 (yang bahkan well-educated, kuliah di luar negeri) untuk memberi komentar yang judgmental hanya berbekal dua foto. Apa masih heran, kenapa masyarakat kita begitu mudah digoreng dan dimanfaatkan para provokator via medsos?,” tulis @KusumasondjajaS pada Senin 14 Oktober 2019.

Sony juga menyayangkan sikap warganet yang justru berkomentar menyerang dirinya, sebab menurutnya belum tentu paham dan membaca isi draf tersebut.

“Yang memberi komentar-komentar ganas itu apa ya sudah membaca draft lengkapnya, supaya paham konteks tulisan sampah itu? Apa sudah paham bagaimana interaksi si mahasiswa dan dosen sampai tulisan itu keluar? Kalau tidak, Anda jauh lebih parah daripada si dosen. Anda menghujat tanpa dasar yang kuat,” imbuh Sony.

Lebih lanjut kata Sony, umumnya respon yang judgmental menyelipkan argumentasi yang bersifat asumis.

“Kenal sama mahasiswanya atau dosennya pun enggak, paham situasinya juga tidak, lalu merasa berhak menggugat dan menghujat – yang berdasar pada asumsi yang belum tentu betul tadi,” ungkap Sony.

Tak sampai disitu Sony pun terus berbalik membalas orang-orang yang menyerang dirinya. Terus disalahkan dan dihakimi.

“Kalau Anda cuma melihat dua foto yang mengusik pikiran Anda, lalu Anda merasa berhak menghakimi dan memaki orang-orang yang terlibat di foto itu (tanpa paham konteksnya), berarti yang bermasalah adalah Anda. Dan pikiran buruk Anda. Bukan siapapun yg ada di foto itu,” pungkasnya.

Leave a Comment