Shalat Safar: Dalil, Niat, Tata Cara, dan Fadhilahnya

ZONATIMES.COM – Shalat Safar: Dalil, Niat, Tata Cara, dan Fadhilahnya

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam adalah melaksanakan shalat sunnah safar, yaitu shalat sunnah yang dijalankan ketika seseorang akan melakukan perjalanan atau bepergian. Kesunnahan ini berakar dari kebiasaan Rasulullah, yang tidak pernah meninggalkan suatu tempat tanpa melakukan shalat sunnah safar terlebih dahulu.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا خَلَّفَ أَحَدٌ عَلَى أَهْلِهِ أَفْضَلُ مِنْ رَكْعَتَيْنِ يَرْكَعُهُمَا عِنْدَهُمْ حِينَ يُرِيدُ السَّفَرَ

Artinya, “Tidak ada sesuatu yang lebih utama untuk ditinggalkan seorang hamba bagi keluarganya, daripada dua rakaat yang dia kerjakan di tengah (tempat) mereka ketika hendak melakukan perjalanan.” (HR ath-Thabrani).

Dalam hadits yang lain juga disebutkan, Rasulullah bersabda:

إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَنْزِلُ مَنْزِلاً إِلاَّ وَدَّعَهُ بِرَكْعَتَيْنِ

Artinya, “Sungguh, Nabi Muhammad ﷺ tidak tinggal di suatu tempat kecuali meninggalkan tempat tersebut dengan shalat dua rakaat” (HR Anas bin Malik).

Niat Shalat Safar

أُصَلِّي سُنَّةَ السَّفَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

(Ushalliî sunnatas safari rak’ataini lillâhi ta’âla)

Artinya: “Saya niat shalat sunnah perjalanan dua rakaat karena Allah ta’âla.”

Waktu dan tata cara melaksanakan shalat safar

Imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarhil Muhadzdzab menjelaskan beberapa aturan dan etika yang sangat penting dilakukan sebelum berangkat. Shalat sunnah safar disarankan untuk dilakukan oleh orang-orang yang akan bepergian, dan dapat dilakukan kapan saja, baik pada malam hari maupun siang hari. Shalat ini merupakan bentuk doa dan permohonan kepada Allah untuk memberikan petunjuk, bantuan, serta keselamatan selama perjalanan.

Prosedur pelaksanaan shalat safar sebenarnya mirip dengan shalat sunnah lainnya, dengan persyaratan dan rukun yang harus dipatuhi, termasuk berwudhu, menutup aurat, takbiratul ihram, salam, membaca Al-Fatihah, ruku’, i’tidal, sujud, dan lain sebagainya. Lafal niatnya adalah “Saya berniat shalat sunnah perjalanan dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Menurut Imam Nawawi, dalam rakaat pertama disarankan membaca surat Al-Kafirun setelah Al-Fatihah, sementara dalam rakaat kedua disarankan membaca surat Al-Ikhlas. Setelah menyelesaikan dua rakaat tersebut, disarankan membaca Ayat Kursi sebagai doa untuk keselamatan selama perjalanan. Selanjutnya, disarankan membaca surat Quraisy sebagai bentuk perlindungan dari bahaya selama perjalanan.

Doa Shalat Safar

Terkait dengan doa, tidak ada doa baku yang harus diucapkan, sehingga seseorang bebas untuk berdoa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pribadinya. Namun, dalam doa tersebut, penting untuk memohon perlindungan, petunjuk, keselamatan, dan kesehatan selama perjalanan.

Meski dalam kitab Majmu’ Imam Nawawi tidak memberikan doa secara khusus yang harus dibaca ketika hendak beergian, namun, dalam kitabnya yang lain, yaitu Al-Adzkar lin Nawawi menganjurkan membaca doa berikut:

اَللهم بِكَ أَسْتَعِيْنُ، وَعَلَيْكَ أَتَوَكَّلُ ، اَللهم ذَلِّلْ لِي صُعُوْبَةَ أَمْرِيْ ، وَسَهِّلْ عَلَيَّ مَشَقَّةَ سَفَرِيْ، وَارْزُقْنِيْ مِنَ الْخَيْرِ أَكْثَرَ مِمَّا أَطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ، رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ، وَيَسِّرْ لِيْ أَمْرِيْ، اللهم إِنِّي أَسْتَحْفِظُكَ وَأَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِيْ وَدِيْنِيْ وَأَهْلِي وَأَقَارِبِي وَكُلَّ مَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَيْهِمْ بِهِ مِنْ آَخِرَةٍ وَدُنْيًا، فَاحْفَظْنَا أَجْمَعِيْنَ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ يَا كَرِيْمُ

Artinya, “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku meminta tolong, hanya kepada-Mu aku berpasrah. Tuhanku, tundukkanlah bagiku segala kesulitan urusanku, mudahkan untukku hambatan perjalananku, anugerahkanlah aku sebagian dari dari kebaikan melebihi apa yang kuminta, palingkan diriku dari segala kejahatan. Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkan urusanku. Ya Allah, aku meminta penjagaan dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku, dan semua yang telah Kauberikan kepadaku, baik kebaikan ukhrawi maupun duniawi. Lindungilah kami dari segala kejahatan, wahai Dzat Yang Mahapemurah.”

Pada bacaan doa di atas, ia dianjurkan untuk memulai dan mengakhirinya dengan bacaan tahmid (alhamdulillah) disertai dengan bacaan shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Setelah doa tersebut selesai, dan hendak pergi, ia dianjurkan membaca doa yang biasa Rasulullah baca sebelum berangkat bepergian, yaitu:

اَللهم إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ، وَبِكَ أَعْتَصَمْتُ، اَللهم اكْفِنِيْ مَا هَمَّنِي وَمَا لَا أَهْتَمُّ لَهُ، اَللهم زَوِّدْنِي التَّقْوَى، وَاغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ، وَوَجِّهْنِيْ لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ

Artinya,  “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu aku berlindung. Tuhanku, cukupilah aku dari segala yang membuatku bimbang dan segala yang tidak kubimbangkan. Tuhanku, bekalilah diriku dengan takwa, ampunilah dosaku, dan hadapkan diriku pada kebaikan di mana saja aku menghadap.” (Imam Nawawi, al-Adzkar lin Nawawi, 2010, halaman 217).

Setelah membaca doa-doa tersebut, disarankan untuk mengakhiri dengan tahmid (alhamdulillah) dan mengirimkan shalawat kepada Rasulullah ﷺ. Sebelum memulai perjalanan, ada juga doa yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ yang bisa dibaca, memohon kemudahan dan perlindungan dari segala bahaya selama perjalanan.

Lebih lanjut, shalat sunnah safar bukan hanya bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah, tetapi juga memberikan perlindungan selama perjalanan. Dalam hadits, disebutkan bahwa melaksanakan shalat ini akan melindungi dari bahaya selama perjalanan, sehingga memungkinkan pelaku untuk melanjutkan ibadah-ibadah lainnya setelah tiba di tujuan. Dengan demikian, shalat sunnah safar bukan hanya untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Allah, tetapi juga memberikan perlindungan yang sangat berharga selama perjalanan.

Baca juga: Penjelasan Wanita Haid Boleh Menghadiri Shalat Id