ZONATIMES.COM, MAKASSAR – Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Hukum (FH) Unhas menggelar Pemilihan Umum Raya untuk memilih pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) di tingkat Fakultas.
Pemilihan dilakukan dengan menerapkan e-voting. Pemilihan berlangsung 16-17 Februari 2021.
Sebagai pembina kemahasiswaan, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan FH Unhas, Dr. Muh. Hasrul, SH, MH, mendukung dengan memfasilitasi proses pemilihan.
“Bagi kami, langkah yang dilakukan oleh adik-adik mahasiswa ini adalah proses terobosan dalam belajar. Mereka menunjukkan kemampuan untuk keluar dari situasi pandemi yang membatasi, tidak pasrah dan menyerah. Inilah karakter yang kami terus dorong agar dimiliki oleh mahasiswa, yaitu pantang menyerah, kreatif, dan inovatif,” kata Hasrul.
Ketua Panitia Pemilu Raya FH Unhas, Muhammad Amyusril Baramirdin, menjelaskan bahwa Pemilu Raya Keluarga Mahasiswa FH Unhas bertujuan memilih BEM dan DPM. Proses ini berlangsung sangat efisien, dengan hasil real time.
Dalam pemilihan Ketua BEM Hukum Unhas, hanya terdapat calon tunggal yang berhadapan dengan kolom kosong. Pasangan Taufik Hidayat – Fadly Ridwan memperoleh 447 suara, dan kolom kosong meraih 123 suara.
Para mahasiswa yang memilik bisa memberikan suara dimana saja dia berada. Panitia menyiapkan platform khusus, dimana sepanjang akun aktif di telepon genggam masing-masing, mahasiswa bisa menggunakan hak pilihnya.
Manfaat lain dari proses e-voting ini adalah hasil pemilihan dapat langsung diketahui, dan tidak terjadi riak-riak atau gesekan antarpendukung sebagaimana yang lazim ditemui pada pemungutan suara konvensional.
Pemilu menghasilkan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) terpilih, yaitu Aura Nur Maulida (116 suara), Reski Amalia (63 suara), Sardil Mutaalif (80), Annur Amin (95 suara), Maria Ulfa (36 suara), Adib Gemilang (28), Reza Matulatan (78), dan Nurul Insi (68).
Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof. Dr. Farida Patittingi, M.Hum mengapresiasi tinggi langkah yang diambil oleh mahasiswa. Dalam kerangka pembangunan demokrasi, e-voting merupakan alternatif yang seharusnya menjadi jalan keluar, bukan saja pada situasi pandemi, bahkan dalam keadaan normal sekalipun.
“Saya sangat bangga dengan upaya adik-adik mahasiswa. Mereka adalah calon pemimpin masa depan yang akan mewarnai demokrasi Indonesia di masa depan. Menurut saya, e-voting ini seharusnya menjadi alternatif untuk menuju demokrasi yang efisien,” kata Prof. Farida.