ZONATIMES.COM,- Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) mengembangkan konten digital untuk ilmu-ilmu humaniora. Inovasi tersebut menggunakan metode pembelajaran secara online.
Inovasi tersebut dikembangkan oleh Tim Akademisi dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) Fakultas Ilmu Budaya UI. Tim diketuai Mochamad Aviandy, S.Hum., M.Hum.
Dilansir dari laman resmi UI, inovasi dinamai Cultural Literacy for Digital Society (CLDS).
Adapun output dari inovasi Cultural Literacy for Digital Society (CLDS) yaitu metode pembelajaran secara online berkonsep audio visual. Juga dengan konsep audio.
Untuk tema Sejarah Publik, dikemas dalam konten digital yang menggunakan platform Spotify.
Dengan begitu, kata Aviandy, pengguna Spotify tidak hanya mendapat konten hiburan, melainkan juga mendapat informasi edukasi.
“Hadirnya metode pembelajaran ini menjadi salah satu solusi pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19,” kata Aviandy.
Inovasi CLDS menghasilkan dua seri modul, yaitu drakologi dan public history serta dua season podcast. Kedua seri modul ini terdiri atas beragam video pembelajaran yang dibuat untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kembali ilmu-ilmu humaniora.
Seri video ini menjelaskan secara sederhana tentang ilmu/konsep/riset dalam ilmu humaniora yang masih sangat relevan dan krusial untuk masa sekarang. Adapun luaran podcast berfokus untuk mengenalkan serta menganalisis kata-kata yang mempunyai beragam pemaknaan.
CLDS menggunakan konten yang direkam dari para narasumber ahli di bidangnya berupa Massive Open Online Course (MOOC), Seri Video, serta Podcast. CLDS mengusung tiga fitur keunggulan, yaitu pertama Engaging, CLDS menggunakan konten multimedia seperti teks, gambar, audio, video, dan infografik berkualitas tinggi yang didesain menarik dan efektif untuk dipelajari.
Kedua interaktif, luaran dari CLDS yang berbentuk modul, secara optimal memfasilitasi interaksi antar semua pengguna melalui fitur-fitur seperti forum diskusi, group chats, video konferensi, serta live discussion.
Ketiga, CLDS memiliki fitur seperti learner’s journal & blog dan mapping tool. Beragamnya fitur ini bertujuan agar pemahaman pengguna terbentuk dari makna yang muncul dari interaksi-interaksi antara pelajar dengan sesama pelajar, pembelajar, serta dengan bahan-bahan yang dipelajarinya.
Platform ini dirancang untuk memberikan akses kepada pemelajar tanpa terikat waktu, jarak, dan finansial dalam mempelajari ilmu-ilmu humaniora secara kolaboratif dengan sesama pemelajar dan para ahli.
Inovasi CLDS juga menjadi salah satu sarana menciptakan jaringan pembelajaran personal (personal learning network) dan meningkatkan literasi digital para pelajar dalam menggunakan, mengkonsumsi, dan memproduksi informasi menggunakan internet.