IDI Makassar Kritik Gubernur Soal Penanganan Pasien Covid-19

ZONATIMES.COM, Makassar – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar kritik Gubernur Sulawesi Selatan, soal kebijakan wisata Covid-19 di Makassar yang mendatangkan warga dari daerah ke Makassar.

Selain wisata Covid-19, evakuasi pasien positif Covid-19 dari daerah ke Makassar juga menjadi sorotan IDI Makassar. Hal itu IDI meminta untuk dievaluasi.

Menurut Humas IDI Makassar Wahyudi Muchsin selain berisiko tinggi penularan saat evakuasi, pihaknya juga memfasilitasi impor-ekspor virus dari dan ke daerah akibatnya hotel dan Rumah Sakit di Makassar full karena pasien covid hingga tak ada ruang lagi bagi pasien lain.

“Khan tidak adil jika ada warga yang sakit berat dan butuh pertolongan, tetapi rumah sakit tersebut sudah full terisi,” ungkapnya.

Pasien Dalam Pemantauan (PDP ) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dikirim ke Makassar dalam kondisi seperti ini sudah tidak relevan dimana yang mengakibatkan jumlah nakes yang terpapar covid terus mengalami peningkatan bahkan telah banyak yang meninggal.

“Dari Data Dinkes kesehatan tercatat Jumat 3 Juli 2020, jumlah warga Makassar yang terpapar Covid mencapai 123 dari total 183 pasien positif di Sulsel,” sebutnya.

Dikatakan Dokter Yudi sapaan akrabnya sebaiknya pasien dari daerah dirawat didaerah saja dengan isolasi mandiri. Kalau semua ditangani Makassar, dimana peran pemda pada warganya.

“Saya kira rumah sakit daerah juga mampu dan bisa dioptimalkan. Saatnya semua harus berperan,kasihan teman-teman nakes di Makassar yang kalau tidak direm jumlah pasien bisa-bisa terpapar semua,” ucapnya.

Lanjut kata dia daerah yang notabene jaih dari polusi menurutnya lebih steril dari Makassar karena jauh dari pemukiman warga untuk tempat perawatan serta karantina OTG dan pasien covid.

Gubernur Nurdin Abdullah sejak Mei 2020 telah mencanangkan wisata Covid. Wisata covid tersebut dikemas melalui isolasi di hotel hotel mewah dengan pilihan makanan bergizi dan didampingi oleh tenaga medis. Sebelum penempatan hotel, mereka lebih dulu melalui rapid test.

“Semua yang terjaring reaktif itu kita masukan di wisata Covid terutama yang tanpa gejala” kata Nurdin, saat menyampaikan gagasan wisata covid di hadapan awak media bulan Mei lalu.

Sementara itu data dari tim Gugus Covid Pemprov Sulawesi Selatan menyebutkan bahwa wisata Covid telah menyembuhkan 1.688 pasien. Akhir Juni 2020, dari 2.490 menjalani isolasi wisata covid, berhasil sembuh 1688 sementara sedang menjalani karantina sisa 802 warga.

Kendati demikian Dokter Yudi menambahkan untuk situasi seperti sekarang ini sudah saatnya Gubernur Nurdin mengevaluasi program tersebut.

“Sayang mereka lupa bahwa meskipun pasien disatukan di makassar tapi kontaknya tetap ada di daerah. Ini juga berpotensi mengaburkan tracing dan cenderung membebaskan masyarakat tanpa peduli protokol kesehatan,” pungkasnya.(tj/zn)