ZONATIMES.COM, Opini – Virus Corona atau biasa disebut Covid-19, telah menjadi perhatian dunia, hampir seluruh negara terdampak Covid-19.
Covid-19 muncul pertama kali di kota Wuhan, China pada September 2019 lalu dan hingga saat ini masih merebak di sejumlah negara.
Bukan hanya nyawa manusia menjadi mangsanya, tapi seluruh aspek kehidupan, mulai dari perekonomian, pendidikan, secara global berdampak buruk akibat Corona.
Ada yang menyakini bahwa virus ini merupakan senjata biologis dari Amerika Serikat (AS) untuk meluluhlantakan China yang merupakan saingan terbesar dalam perang dagang dunia.
Adapula yang menganggap bahwa Covid-19 adalah buatan China, dua landasan berpikir tersebut. Pertama, beranggapan bahwa Covid-19 ditunjukan oleh China sebagai bentuk eksistensinya kepada dunia terkait kekuatan yang dimilikinya.
Kedua, beranggapan bahwa virus tersebut bocor ditengah percobaan pembuatannya, mengingat Wuhan merupakan pusat dari laboratorium farmasi China.
Tapi terlepas dari kedua hal tersebut, menurut hemat saya, ada yang lebih penting dari siapakah penyebab dari Covid-19 dari sudut Ekonomi politiknya, yaitu watak kapitalisme dan nasib masyarakat miskin.
Covid-19 yang diyakini beberapa orang sebagai senjata biologis merupakan pembacaan yang didasarkan pada pengamatan mendalam terhadap realita tersebut, sehingga jika benar adanya maka watak kapitalislah biang keladinya.
Watak rakus dan mementingkan diri sendiri oleh beberapa elit global, begitu kejam dalam menciptakan sebuah senjata mematikan bagi kemanusiaan hanya dengan alasan ekonomi dan kekuasaan.
Watak inilah yang seharusnya menjadi titik permasalahan yang perlu dikaji lebih mendalam, karena menjadi titik sentral dari permasalahan ini.
Perlunya penanaman rasa kemanusiaan dalam kepala kita, seperti kata dari Mahbub Djunaedi bahwa “Hak asasi itu sama pentingnya dengan sesuap nasi”.
Watak kapitalisme ini harus dicegah dan dihentikan gerakannya, sebab sangat merugikan masyarakat dunia khususnya masyarakat miskin.
Daya tahan masyarakat miskin dalam menghadapi Covid-19 dapat dikatakan rentan, bahkan dalam penelitian terhadap beberapa masyarakat miskin di Makassar ada yang belum tahu terkait wabah penyakit tersebut, adapula yang tidak memiliki pilihan lain karna harus tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Secara Makro pemerintah pun tidak memiliki akses pelayanan publik yang dapat dikategorikan jauh dari baik.
Melihat hal tersebut tentu dapat dipahami Covid-19 sangat mengancam keberlangsungan hidup masyarakat miskin.
Dari dua pokok permasalahan yang terlihat dari covid19, yaitu watak kapitalisme dan nasib kaum miskin.
Maka perlu sekali untuk melawan watak kapitalisme, setidaknya dari diri sendiri dahulu dengan tidak berwatak kapitalisme.
Yang kedua terus bergerak melawan wabah Covid-19 dan membantu masyarakat miskin terlepas dari beban yang sangat mengancam keberlangsungan hidup mereka.
Berantas watak kapitalisme dan selamatkan masyarakat miskin sebagai bentuk bahwa kita masih manusia.
Penulis: Rahmat (Kader PMII Rayon FEBI Komisariat UIN Alauddin Makassar CabangMakassar)