ZONATIMES.COM – Bahan Bakar di Bulan, Bulan, benda langit yang telah menjadi objek penelitian dan eksplorasi selama berabad-abad, kini semakin mendekati tujuan untuk menjadi tempat tinggal manusia. Sebuah terobosan signifikan telah dicapai oleh ilmuwan dari Universitas Bangor, yang berhasil mengembangkan sumber energi baru yang dapat mendukung kehidupan di Bulan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi temuan ilmuwan dari Universitas Bangor, yaitu sel bahan bakar kecil yang memiliki potensi besar, serta peran NASA’s Artemis Program dalam mewujudkan mimpi manusia untuk tinggal di Bulan pada tahun 2030.
Sel Bahan Bakar Mikro: Kunci Menuju Kehidupan di Bulan
Terobosan ilmiah terbaru ini melibatkan pengembangan “sel bahan bakar mikro” yang memiliki ukuran sekecil biji adas. Sel ini dirancang untuk memberikan sumber daya energi yang sangat diperlukan di Bulan. Keberhasilan ini membuka pintu bagi eksplorasi manusia yang lebih lanjut dan memungkinkan tinggal di Bulan selama periode waktu yang lebih lama.
Selama beberapa dekade terakhir, ilmuwan dan insinyur dari seluruh dunia telah bekerja keras untuk mengatasi tantangan energi di Bulan. Sel surya tradisional memiliki keterbatasan dalam menghasilkan daya di lingkungan Bulan yang unik. Bulan mengalami siklus siang dan malam yang panjang, di mana satu sisi menghadapi sinar matahari selama dua minggu, dan sisi lainnya tergelap selama dua minggu. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menemukan sumber energi yang dapat beroperasi selama periode yang lama tanpa terganggu oleh kegelapan malam yang panjang.
Baca Juga:Â Mengenal Sel Bahan Bakar: Energi Bersih Masa Depan (Lengkap)
Kolaborasi Global: Universitas Bangor, Rolls Royce, dan UK Space Agency
Pengembangan sel bahan bakar mikro ini adalah hasil kolaborasi antara ilmuwan dari Universitas Bangor, Rolls Royce, dan UK Space Agency. Ini adalah proyek yang mencakup berbagai pemangku kepentingan, baik di tingkat akademis maupun industri. Kolaborasi ini menciptakan atmosfer global dalam upaya untuk menghadirkan manusia di Bulan.
1. Universitas Bangor
Universitas Bangor, yang terletak di Wales, menjadi pusat riset dan pengembangan sel bahan bakar mikro ini. Tim peneliti di universitas ini telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mengembangkan teknologi ini, dengan tujuan utama memberikan sumber energi yang handal di lingkungan Bulan yang keras.
2. Rolls Royce
Rolls Royce, perusahaan terkenal yang dikenal dengan teknologi mesin canggih, berkontribusi dalam mengoptimalkan dan memperbaiki teknologi sel bahan bakar mikro ini. Dengan pengalaman mereka dalam mesin pesawat dan kendaraan luar angkasa, Rolls Royce membawa pengetahuan teknis yang berharga untuk proyek ini.
3. UK Space Agency
UK Space Agency, sebagai badan pemerintah Inggris yang bertanggung jawab atas program luar angkasa nasional, memainkan peran penting dalam mendukung dan mendanai penelitian ini. Mereka memiliki visi yang jelas untuk memajukan eksplorasi Bulan, dan kolaborasi dengan Universitas Bangor dan Rolls Royce adalah langkah penting menuju pencapaian tujuan ini.
NASA’s Artemis Program: Menuju Kehidupan di Bulan pada 2030
Proyek pengembangan sel bahan bakar mikro ini juga mendapat dukungan dari NASA’s Artemis Program. NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat, telah berkomitmen untuk kembali ke Bulan dan mendirikan pangkalan permanen di sana. Program Artemis ini bertujuan untuk mewujudkan visi ini, dengan target untuk memiliki tempat tinggal di Bulan pada tahun 2030.
Apa Itu NASA’s Artemis Program?
NASA’s Artemis Program adalah program eksplorasi Bulan yang ambisius yang bertujuan untuk mengirim astronot kembali ke Bulan. Program ini diilhami oleh misi Apollo, tetapi kali ini, NASA berkomitmen untuk menciptakan keberlanjutan di Bulan. Artemis akan menjadi misi berawak pertama yang mendaratkan astronot wanita di Bulan dan astronot pertama sejak tahun 1972.
Program ini memiliki tujuan jangka panjang untuk mendirikan pangkalan luar angkasa permanen di Bulan yang dapat mendukung misi ke Mars dan eksplorasi luar angkasa lebih lanjut. Dengan dukungan teknologi sel bahan bakar mikro yang dikembangkan oleh ilmuwan dari Universitas Bangor, program ini semakin mendekati tujuannya.
Teknologi Sel Bahan Bakar Mikro
Sel bahan bakar mikro adalah teknologi yang memungkinkan penyimpanan dan penggunaan energi secara efisien di lingkungan luar angkasa. Keuntungan utama dari sel bahan bakar mikro adalah ukurannya yang sangat kecil, sekecil biji adas. Ini membuatnya ideal untuk digunakan dalam wahana luar angkasa yang memiliki keterbatasan ruang dan berat.
Bagaimana Sel Bahan Bakar Mikro Bekerja?
Sel bahan bakar mikro menghasilkan energi dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen dalam reaksi kimia yang menghasilkan listrik dan air. Ini adalah proses yang bersih dan efisien. Sel ini menggunakan bahan bakar yang dapat diisi ulang, sehingga memiliki masa pakai yang lebih lama daripada baterai tradisional.
Keunggulan Sel Bahan Bakar Mikro
Terdapat beberapa keunggulan dalam penggunaan sel bahan bakar mikro di lingkungan Bulan dan luar angkasa:
- Ringan dan Kecil: Ukurannya yang kecil dan ringan memungkinkan penghematan ruang dan berat pada wahana luar angkasa.
- Efisien: Sel bahan bakar mikro menghasilkan energi dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
- Ramah Lingkungan: Proses reaksi kimia yang digunakan dalam sel bahan bakar ini bersih dan tidak menghasilkan emisi berbahaya.
- Mudah Diisi Ulang: Bahan bakar sel ini dapat diisi ulang, yang mengurangi kebutuhan untuk membawa baterai cadangan.
Implications for Future Lunar Exploration
Pengembangan sel bahan bakar mikro oleh Universitas Bangor, dengan dukungan dari Rolls Royce, UK Space Agency, dan NASA’s Artemis Program, memiliki implikasi besar untuk masa depan eksplorasi Bulan. Sel ini akan menjadi komponen kunci dalam memastikan keberlanjutan misi di Bulan.
Dengan sumber energi yang andal dan efisien, astronaut akan memiliki kemampuan untuk menjalani misi yang lebih lama di permukaan Bulan. Ini akan membuka peluang untuk penelitian ilmiah yang lebih mendalam, eksplorasi sumber daya alam Bulan, dan persiapan untuk misi luar angkasa yang lebih jauh ke Mars dan planet lain.
Selain itu, kerjasama global dalam pengembangan teknologi ini menggambarkan pentingnya kolaborasi antarbangsa dalam eksplorasi luar angkasa. Bulan, sebagai langkah awal menuju eksplorasi luar angkasa yang lebih luas, akan menjadi tujuan bersama bagi banyak negara dan organisasi. Ini adalah contoh nyata bagaimana penelitian ilmiah dan kerja sama internasional dapat mengubah masa depan eksplorasi luar angkasa.
Pengembangan sel bahan bakar mikro oleh ilmuwan dari Universitas Bangor, dengan dukungan dari Rolls Royce, UK Space Agency, dan NASA’s Artemis Program, adalah langkah besar dalam mewujudkan impian manusia untuk tinggal dan bekerja di Bulan. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita menjelajahi dan memahami Bulan, serta menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju eksplorasi luar angkasa yang lebih jauh. Dengan kerjasama global dan inovasi ilmiah, masa depan eksplorasi Bulan nampak semakin cerah.