Katak Raksasa Enrekang, Hewan Endemik yang Dikonsumsi Warga

ZONATIMES.COM, ENREKANG – Kabupaten Enrekang termasuk salah satu daerah di Sulsel yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan. Dimana, di Enrekang terdapat gua, air terjun, serta gunung yang indah.

Selain menawarkan pemandangan yang indah, Enrekang juga punya hewan endemik. Sayangnya, keberlangsungan hewan Endemik Enrekang terancam punah karena dikonsumsi warga.

Hewan Endemik Enrekang

Katak raksasa menjadi hewan endemik Enrekang yang sempat membuat heboh warga. Penemuan katak raksasa tepatnya di Dusun Gurah, Desa Buntu Mondong, Kecamatan Batu, Kabupaten Enrekang, Sulsel. Katak raksasa memiliki berat mencapai 1,5 kilogram.

Katak raksasa ini bisa ditemui di kebun, hutan atau perairan. Warga Enrekang memburunya untuk dikonsumsi bersama dengan tuak.

“Biasanya itu digoreng atau direbus. Dimakan sambil minum tuak, atau dikasih ke orang yang emang konsumsi tuak,” kata Muh Rizaldi dilansir Detik.com.

Menurut Rizaldi, tekstur daging katak tersebut mirip dengan jamur merang, sedikit kenyal. Maka tak jarang warga setempat menjadikan bahan konsumsi.

Cara mengolahnya beragam. Entah itu dibakar atau digoreng dengan beragam bumbu penyedap.

Keberlangsungan hewan endemik Enrekang terancam punah karena dikonsumsi warga. Katak raksasa menjadi buruan remaja setempat.

Salah satu warga Desa Buntu Batu Darussalam menjelaskan bagaimana katak raksasa menjadi santapan yang digemari anak-anak muda Enrekang.

Kaum remaja Suku Duri biasanya melakukan metodan. Metodan adalah nama lain dari menangkap todan di sungai. Metodan dilakukan ketika sedang berangkat ke perkebunan di kawasan kaki Gunung Latimojong.

Menangkap katak raksasa ini tidak hanya dilakukan warga Kecamatan Buntu Batu, warga dari Uluway, perbatasan Kab. Enrekang-Tana Toraja juga kerap menyantap katak todan.

Katak-katak yang berukuran raksasa menjadi buruan warga setempat untuk dikonsumsi.

Hewan Endemik Enrekang Bukti Kekayaan Fauna Nusantara

Hewan endemik Enrekang menarik perhatian Ahli amfibi dan reptil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy. Dilansir Kompas.com, ia mengungkapkan katak raksasa itu adalah cermin potensi fauna Nusantara. “Ini salah satu potensi katak nusantara yang kita miliki dari Sulawesi,” jelasnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa katak merupakan jenis Limnonectes grunniens dan Limnonectes modestus. Jenis itu bisa memakan apapun yang ada di permukaan tanah, mulai tikus hingga burung.

Apabila dikelola dan dibudidayakan dengan baik, hewan endemik Enrekang bisa menjadi komoditas ekspor baru.

Tantangan pemanfaatan katak adalah upaya budidayanya. Pada saat yang sama, Indonesia perlu mengidentifikasi potensi. Dengan sumber daya alam yang kaya, Indonesia saat ini malah mengimpor bullfrog.