Adab-adab Puasa yang Wajib Diketahui Agar Puasa Tidak Sia-sia

ZONATIMES.COM – Berpuasa di Bulan Suci Ramadan merupakan ibadah yang wajib ditunaikan oleh umat Islam.

Agar dijalani secara sempurna, kita perlu mengetahui adab-adab dalam menunaikan ibadah puasa.

Dilansir dari Almanhaj.or.id, adab-adab puasa dibagi menjadi dua, yakni adab puasa yang bersifat wajib. Ada pula ada puasa yang bersifat sunnah. Namun pada pembahasan ini hanya akan dipaparkan adab puasa yang sifatnya wajib. Berikut ulasannya.

Adab Puasa yang Bersifat Wajib

Orang yang berpuasa harus menghindari kedustaan, karena hal itu termasuk amal yang haram dilakukan pada setiap saat, dan pada waktu puasa itu jelas lebih diharamkan. Rasulullah bersabda: “Jauhilah oleh kalian perbuatan dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu menggiring ke Neraka. Dan seseorang itu masih akan terus berdusta dan terus berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang yang berpuasa juga hendaknya menghindari bergosip. Bergosip yang dimaksud adalah ketika seorang muslim menyebutkan apa-apa yang tidak disukai dari saudaranya ketika saudaranya itu sedang tidak bersamanya, baik yang disebutkannya itu apa yang tidak disukai dari penampilan atau akhlaknya, maupun yang disebutkannya itu memang benar adanya maupun tidak.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya…” (QS. Al-Hujuraat: 12).

Ketika menjalani ibadah puasa, hendaknya juga menghindari namimah atau mengadu domba. Yakni tindakan seorang muslim menyampaikan ungkapan seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk merusak hubungan antara keduanya. Perbuatan ini termasuk perbuatan dosa besar, karena ia dapat merusak individu dan juga masyarakat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam: 10-11).

Tipu muslihat dan kecurangan dalam segala bentuk mu’amalah, baik itu jual beli, sewa-menyewa, maupun produksi, serta dalam semua selebaran dan pemberitaan juga sebaiknya dihindari selama berpuasa.

Sebab, tipu muslihat itu termasuk perbuatan dosa besar, karena ia merupakan penipuan sekaligus penanaman benih fitnah dan perpecahan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa menipu kami berarti dia bukan dari golongan kami”. (HR. Muslim).

Hal lainnya yang juga tidak kalah pentingnya adalah, orang yang berpuasa juga menghindari kesaksian palsu, karena hal itu termasuk perbuatan yang bertentangan dengan puasa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan palsu dan pengamalannya, maka Allah tidak memiliki kepentingan pada tindakannya meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhari).

Demikian adab puasa yang sifatnya wajib dijauhi oleh muslim. Kita tenti tidak ingin puasa yang dijalani sia-sia tanpa mendapat amalan.