ZONATIMES.COM, MAKASSAR – Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka kasus korupsi, Minggu 28 Februari 2021. Nurdin Abdullah terlibat dalam kasus suap dan gratifikasi terkait pengadaan barang dan jasa serta pembangunan infrastruktur di lingkungan Pemprov Sulsel.
Sejauh ini, Nurdin Abdullah dikenal sebagai pejabat yang sarat prestasi. Bupati Bantaeng Periode 2008-2018 itu bahkan pernah menerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) pada 2017 silam.
Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan, penghargaan antikorupsi yang diterima Nurdin Abdullah belum tentu tidak akan melakukan korupsi.
“Jangan berpikir bahwa setiap orang yang sudah menerima penghargaan tidak akan melakukan korupsi,” kata Firli dalam konferensi pers melalui kanal YouTube KPK.
Selain prestasi Bung Hatta Anti-Corruption Award, Nurdin Abdullah juga pernah mengukir sederet perstasi. Selama 2 periode menjabat sebagai Bupati Bantaeng, Nurdin berhasil membuat salah satu kabupaten di Sulsel itu meraih Piala Adipura empat tahun berturut-turut.
Pada 2013, Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) memasukkan Nudin dalam 19 tokoh alternatif. Ia bahkan disebut sebagai figur capres alternatif. Nurdin Abdullah sejajar dengan Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Ridwan Kamil, dan Tri Rismaharini.
Lalu pada 2015, Nurdin kembali meraih prestasi. Ia dianugerahi ‘Tokoh Perubahan’ oleh media Republika bersama kepala daerah lain, termasuk Tri Rismaharini, Abdullah Azwar Anas, dan Din Syamsuddin.
Nurdin Abdullah juga pernah menerima penghargaan dari Anugrah Gatra 2019. Prestasi Nurdin Abdullah itu diberikan atas upaya dan kerja kerasnya untuk membuka konektivitas antar-wilayah.
Kemudian pada 2020, Nurdin juga diberi penghargaan sebagai gubernur peduli olahraga versi Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) Pusat pada ajang Golden Award Malam Anugerah Olahraga Siwo PWI 2020 di Jakarta, 16 Desember.
Prestasi Nurdin Abdullah di Bidang Akademik
Nurdin Abdullah juga menorehkan prestasi di bidang akademik. Pada 1986, pria kelahiran Parepare 7 Februari 1963 itu menempuh pendidikan S1 di Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unhas.
Nurdin Abdullah lalu meraih gelar magister di Agriculture Kyushu University Jepang pada 1991. Gelar Doktor diraih di universitas yang sama pada 1994. Kemudian, Nurdin menjadi Guru Besar Fakultas Kehutanan Unhas.