Kisah Penunggu Gunung Semeru dan Ramalan Pulau Jawa Terbelah

ZONATIMES.COM – Gunung Semeru yang terletak di Lumajang, Jawa Timur menjadi perbincangan akhir-akhir ini. Yah, tepatnya, pada 4 Desember lalu, Gunung Semeru meletus. 

Letusan mengakibatkan 22 korban meninggal dunia. Ribuan warga pun mengungsi. Juga mengakibatkan kerusakan rumah warga di pemukiman sekitar area Gunung Semeru. 

Gunung berapi itu juga dikenal dengan sebutan Mahameru yang artinya maha dahsyat. Tinggi Gunung Semeru mencapai 3.676 mdpl. 

Lebih dari itu, warga setempat memiliki kepercayaan bahwa puncak gunung adalah tempat para dewa bersemayam. Dewa yang dimaksud adalah para Dewa Hindu. Mereka menjadi penghubung antara Bumi dan Kahyangan. 

Masyarakat Hindu melakukan upacara sesaji kepada dewa-dewa di Gunung Semeru setiap 8-12 tahun. Upacara sesaji dilakukan saat mereka menerima suara gaib dari dewa-dewa di Mahameru.

Adapun salah satu mitos menyebutkan, Gunung Semeru dipercaya sebagai bagian puncak dari Gunung Meru di India. Ini dibawa oleh Dewa Brahma dan Dewa Wisnu ke Tanah Jawa untuk dijadikan pasak bumi. 

Kisah tersebut termuat dalam Kitab Tantu Panggelaran. Dijelaskan bahwa, sebelum Gunung Semeru ditancapkan, Pulau Jawa masih diombang-ambing di lautan lantaran belum ada penekannya. 

Ramalan Pulau Jawa Terbelah

Adapun mitos lain yang menghubungkan letusan Gunung Semeru dengan ramalan bahwa Pulau Jawa akan terbelah. Menjadi pertanda bencana atau peristiwa besar yang membawa penderitaan bagi rakyat. 

Makanya, tidak heran ada yang menghubungkan letusan Gunung Semeru ini dengan ramalan Jayabaya, yang menubuatkan bahwa Pulau Jawa akan terbelah. Ramalan itu juga dikaitkan dengan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Pemalang, dan Tegal.

Bahkan, mitos itu pun sampai saat ini masih diyakini warga sekitar lereng Gunung Slamet. Terlebih lagi, gunung dengan ketinggian 3.428 meter itu berada nyaris di tengah-tengah antara pantai utara dan selatan Jawa.

Sebenarnya, cerita ini sudah lama berkembang di warga Banyumas dan sekitarnya yang dikaitkan dengan ramalan Jayabaya. Mereka meyakini mitos yang menyebutkan Pulau Jawa akan terbelah jika Gunung Slamet meletus.