Masyarakat Ragukan Kemanjuran Vaksin Sinovac, Apa Jawaban Kemenkes?

ZONATIMES.COM, Jakarta – Di Tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia,  pemerintah terus berupaya menggalakkan program vaksinasi bagi seluruh masyarakat. 

Setidaknya, ada 5 jenis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada masyarakat. Ke-5 vaksin tersebut yakni Sinovac, Vaksin AstraZeneca, Vaksin Sinopharm, Vaksin Moderna, dan Vaksin Pfizer.

Sayangnya, masyarakat kini mulai meragukan kemanjuran vaksin Sinovac. Utamanya dalam menangkal varian baru corona yang mulai bermunculan.

Keraguan itu muncul sebab banyak tenaga kesehatan (nakes) yang sudah lebih dulu mendapatkan dua dosis vaksin Corona tetap bisa terinfeksi virus.

Menanggapi hal ini, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi angkat bicara.

Melansir Detik.com, ia mengatakan tidak boleh membuat asumsi pribadi dan menyebut vaksin Sinovac tidak efektif. Nadia menegaskan, bahwa perlu ada uji klinis untuk membuktikannya.

“Kita nggak boleh membuat sesuatu itu berdasarkan asumsi. Jadi, itu harus dibuktikan dengan uji klinis kalau kemudian mengatakan bahwa itu (vaksin Sinovac) tidak efektif atau apa lah ya,” jelas dr Nadia. 

Menurut dr Nadia, para nakes yang terinfeksi bukan karena vaksin yang diterima tidak efektif lagi. Tetapi, karena tingginya intensitas paparan virus saat mereka merawat pasien Covid-19.

Ia menegaskan hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun tidak mengatakan adanya vaksin Covid-19 yang tidak efektif. dr Nadia mengatakan semua orang masih bisa tertular virus atau varian baru, termasuk mereka yang sudah divaksinasi.

“Ya sampai saat ini kan WHO tidak ada yang mengatakan satu pun vaksin itu tidak efektif kan? Jadi, kalau kita melihat bahwa vaksin Sinovac pun masih bisa memberikan perlindungan untuk varian baru,” kata dr Nadia.

“Kita harus tahu bahwa penularan itu sangat mungkin terjadi untuk semua orang yang pernah divaksin,” lanjutnya.

Untuk kasus nakes, lanjut dr Nadia, mereka memang memiliki risiko lebih besar untuk terpapar virus karena harus siap merawat pasien Covid-19 setiap hari

 Hal itulah yang mendasari adanya pemberian vaksin booster atau vaksin ketiga untuk memberikan perlindungan lebih pada para nakes dalam bertugas.

“Kalau masyarakat umum, tiap hari nggak ketemu pasien Covid-19? Enggak kan, beda sama nakes. Dia memang sengaja memaparkan dirinya untuk kemudian terpapar dengan virus yang ganas dan tentunya sangat berbahaya itu kan. Ini kemudian kita beri tambahan perlindungan,” pungkasnya.