Pengaturan posisi bangunan rumah dan juga penempatan drainase dapat menjadi indikator estetika lingkungan. Di Kota Makassar sendiri, masih ada ditemukan denah rumah yang semrawut dan kebiasaan warganya yang kurang memperhatikan kebersihan utamanya drainase dan tempat pembuangan kotorannya.
Hal ini menjadi topik dalam diskusi program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) dengan tema “Makassar Kotaku Tanpa Kumuh” yang diadakan di hotel La’riz Whtree, jalan Lagaligo Makassar, Kamis, 31 Oktober 2019.
Penjabat Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb dalam kesempatan tersebut menghimbau melalui program ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk mengubah pola pikir dan kebiasaannya dalam menjaga kebersihan.
“Menjadikan Makassar menjadi kota tanpa kumuh yang paling utama adalah mengubah pola pikir masyarakat dalam hal kebersihan dan tata letak bangunan. Penggunaan jamban juga mesti disosialisasikan agar memberi pengetahuan bagi warga awam dalam hal teknis di lapangan,” papar Iqbal.
Dari 34 peserta yang hadir ini diharapkan dapat mensosialisasikan lebih awal ke warganya agar saat dilakukan penataan masyarakat sudah tidak kaget dan dapat menjaga aset.