Tiga Sajak Rendra: Sajak Orang Lapar, Sajak Rajawali, Sajak Pertemuan Mahasiswa

Sajak Orang Lapar

kelaparan adalah burung gagak

yang licik dan hitam

jutaan burung-burung gagak

bagai awan yang hitam

 

o Allah !

burung gagak menakutkan

dan kelaparan adalah burung gagak

selalu menakutkan

kelaparan adalah pemberontakan

adalah penggerak gaib

dari pisau-pisau pembunuhan

yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

 

kelaparan adalah batu-batu karang

di bawah wajah laut yang tidur

adalah mata air penipuan

adalah pengkhianatan kehormatan

 

seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu

melihat bagaimana tangannya sendiri

meletakkan kehormatannya di tanah

karena kelaparan

kelaparan adalah iblis

kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

 

o Allah !

kelaparan adalah tangan-tangan hitam

yang  memasukkan  segenggam tawas

ke dalam perut para miskin

 

o Allah  !

kami berlutut

mata kami adalah mata Mu

ini juga mulut Mu

ini juga hati Mu

dan ini juga perut Mu perut Mu lapar, ya Allah

perut Mu menggenggam tawas dan pecahan-pecahan gelas kaca

 

o Allah !

betapa indahnya sepiring nasi panas

semangkuk sop dan segelas kopi hitam

 

o Allah !

kelaparan adalah burung gagak

jutaan burung gagak

bagai awan yang hitam

menghalang pandangku

ke sorga Mu

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

 

Sajak Rajawali

 

sebuah sangkar besi

tidak bisa mengubah rajawali

menjadi seekor burung nuri

 

rajawali adalah pacar langit

dan di dalam sangkar besi

rajawali merasa pasti

bahwa langit akan selalu menanti

 

langit tanpa rajawali

adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma

tujuh langit, tujuh rajawali

tujuh cakrawala, tujuh pengembara

 

rajawali terbang tinggi memasuki sepi

memandang dunia

rajawali di sangkar besi

duduk bertapa mengolah hidupnya

 

hidup adalah merjan-merjan kemungkinan

yang terjadi dari keringat matahari

tanpa kemantapan hati rajawali

mata kita hanya melihat matamorgana

 

rajawali terbang tinggi

membela langit dengan setia

dan ia akan mematuk kedua matamu

wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

 

Sajak Pertemuan Mahasiswa

 

matahari terbit pagi ini

mencium bau kencing orok di kaki langit

melihat kali coklat menjalar ke  lautan

dan mendengar dengung di dalam hutan

 

lalu kini ia dua penggalah tingginya

dan ia menjadi saksi kita berkumpul disini

memeriksa keadaan

 

kita bertanya:

kenapa maksud baik tidak selalu berguna

kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga

orang berkata: “kami ada maksud baik”

dan kita bertanya: “maksud baik untuk siapa ?”

 

ya !

ada yang jaya, ada yang terhina

ada yang bersenjata, ada yang terluka

ada yang duduk, ada yang diduduki

ada yang berlimpah, ada yang terkuras

dan kita disini bertanya:

“maksud baik saudara untuk siapa ?

saudara berdiri di pihak yang mana ?”

 

kenapa maksud baik dilakukan

tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya

tanah-tanah di gunung telah dimiliki orang – orang kota

perkebunan yang luas

hanya menguntungkan segolongan kecil saja

alat-alat kemajuan yang diimpor

tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya

 

tentu, kita bertanya :

“lantas maksud baik saudara untuk siapa?”

sekarang matahari semakin tinggi

lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala

dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya:

kita ini dididik untuk memihak yang mana?

ilmu-ilmu diajarkan disini

akan menjadi alat pembebasan

ataukah alat penindasan?

 

sebentar lagi matahari akan tenggelam

malam akan tiba

cicak-cicak berbunyi di tembok

dan rembulan berlayar

tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda

akan hidup di dalam mimpi

akan tumbuh di kebon belakang

 

dan esok hari

matahari akan terbit kembali

sementara hari baru menjelma

pertanyaan-pertanyaan kita menjadi hutan

atau masuk ke sungai

menjadi ombak di samodra

 

di bawah matahari ini kita bertanya:

ada yang menangis, ada yang mendera

ada yang habis,  ada  yang  mengikis

dan maksud baik kita

berdiri di pihak yang mana !

 

RENDRA

(jakarta, 1  desember 1977)