Wisatawan Wajib Tahu 2 Hewan Bertubuh Kecil dan Besar yang Paling Berbahaya di Papua

ZONATIMES.COM – Papua menjadi salah satu provinsi yang menarik perhatian wisatawan. Di sana terdapat destinasi wisata yang memenjakan mata. Namun, ada yang perlu diwaspadai wisatawan Papua.

Sebelum berkunjung ke sana, ada baiknya Anda mengetahui 2 hewan yang harus diwaspadai. Dua hewan berbahaya di papua yang dimaksud ada bertubuh kecil dan ada yang tubuhnya besar. Keduanya ganas dan mematikan. Apa saja itu?

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto seperti dilansir dari Tempo.co, mengatakan dua hewan berbahaya di papua itu adalah buaya dan nyamuk. “Nyamuk Anopheles sp pembawa plasmodium malaria,” kata Hari Suroto.

Di Papua terdapat dua jenis malaria. Pertama malaria falcifarum atau malaria tropika, kedua malaria vivax atau malaria tertiana.

Meski bertubuh kecil, nyamuk menjadi hewan yang mematikan. Sehingga, hewan ini perlu diwaspadai bagi orang yang hendak berkunjung ke Papua.

Hewan yang juga termasuk berbahaya kedua ukurannya besar. Hewan tersebut adalah buaya.
Buaya Papua, menurut Hari Suroto, terdiri atas dua jenis. Jenis pertama berukuran kecil dan hidup di danau, rawa, dan sungai berair tawar. “Buaya ini kerap menjadi buruan penduduk pedalaman dan dagingnya dimakan,” katanya.

Jenis buaya berukuran besar yang dikenal dengan buaya air asin atau buaya estuaria. Buaya air asin menjadi sumber kekhawatiran warga Papua yang tinggal di pesisir.

“Buaya jenis ini suka menyerang dan meminta korban manusia,” kata Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.

Panjang buaya air asin mencapai 7 meter. Hal ini diketahui saat penduduk Kampung Piramat menangkap seekor buaya air asin pada 1970. Buaya besar tersebut diyakini pernah memangsa 55 manusia dan sangat banyak anjing dan babi yang mendadak hilang.

Pada April 2016, wisatawan asal Rusia tewas diserang buaya air asin di Raja Ampat. Buaya ini menghuni spot-spot tertentu di Raja Ampat, untuk melindungi diri.

Namun pada umumnya, buaya air asin memilih menjauh dari manusia. Apabila habitat buaya ini terganggu, Hari Suroto melanjutkan, tentu mereka akan menyerang manusia.