ZONATIMES.COM, Jakarta – Sujiwo Tejo memiliki ciri khas yang unik dan penuh makna. Pria bernama lengkap Agus Hadi Sudjiwo itu merupakan satu di antara budayawan sekaligus seniman multitalenta ternama di Indonesia. Sosoknya yang nyentrik ini sempat menjadi wartawan, penulis, pelukis, pemusik, sutradara dan dalang.
Agus Hadi Sudjiwo atau populer dengan nama Sudjiwo Tedjo lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962. Sujiwo Tejo menjadi tokoh yang disegani di Indonesia. Buku-bukunya yang selalu laris dan menjadi best seller. Pada buku-bukunya, banyak mengandung ungkapan-ungkapan bijak.
Tak hanya dalam buku, kata-kata bijak Sujiwo Tejo juga dituangkan ke media sosial. Pesan yang dilontarkan Sudjiwo Tejo dikenal sering menggunakan kata-kata unik dan menarik.
Ini yang membuat kata bijak Sujiwo Tejo begitu dikagumi. Kata bijak Sujiwo Tejo yang keren ini juga menjadi motivasi kaum muda untuk semangat menjalani hidup. Berikut kata bijak Sujiwo Tejo yang berhasil dihimpun dari laman Liputan6.com, Senin (5/3/2021).
Kata Bijak Sujiwo Tejo untuk sindiran
1. Korupsi lebih atau setidaknya sama saja dengan membakar kitab suci, yaitu menghina esensi kitab suci. Tak ada ajaran maupun agama yang tak mengharamkan korupsi.
2. Yang aku bayar pada tukan pecel hanyalah biaya produksi, waktu dan tenaganya. Rasaku ketika makan pecel dan berbagai sensasinya tak terbayar. Itulah utang rasa.
3. Karena hanya kebekuan yang susah memaafkan.
4. Urakan berbeda dari kurang ajar. Urakan melanggar aturan termasuk aturan berfikir demi mengikuti hati nurani. Kurang ajar melanggar aturan hanya demi melanggar.
5. Jangka waktu antara sanjungan dan umpatan demikian tipisnya. Manusia bisa pagi memuja, lalu sorenya mendamprat dengan berbagai hujatan.
6. Tabahlah seperti perempuan, saban hari memandikan anak, tapi tak pernah menuntut adanya mesin cuci anak.
7. Jangan pergi agar dicari, jangan sengaja lari agar dikejar. Berjuang tak sebercanda itu.
Kata Bijak Sujiwo Tejo yang menyentuh hati
1. Bagaimana kalau uang jajan lebih besar ketimbang uang makan?
2. Sesungguhnya hidup adalah tal-temali, utang rasa bagi siapapun yang perasaannya masih bekerja.
3. Harusnya kesabaran itu seperti keinginan, tak ada batasnya. Yang bertapal batas cuma kebutuhan
4. Orang hidup, termasuk saya, toh lebih sering memperhatikan wajah dan sifat-sifat orang lain ketimbang detail-detail selebihnya.
5. Tidak tersenyum lebih kejam daripada pembunuhan.
6. Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, berarti bisa kita harapkan kebohongan adalah jujur yang tertunda. Mengapa kalian pesimistis?
7. Bagaimana kebiasaan akan kita ubah kalau kebiasaan itu sendiri sering tak kita sadari?
