ZONATIMES.COM, Sastra – Sastrawan adalah sebuah profesi yang sudah ada sejak zaman dahulu. Hampir di setiap belahan dunia, terdapat sastrawan-sastrawan yang menepi, merenung, dan berteriak lantang. Saat ini, sudah banyak sastrawan dan penulis buku yang saling bertukar inspirasi dengan caranya. Perjuangan untuk meneriakkan batin yang terbelenggu kadangkala berujung pada sebuah pengakuan dari dunia yang mungkin tidak pernah dibayangkannya.
Dari ribuan, atau mungkin jutaan sastrawan dan penulis di dunia, inilah beberapa nama yang terdepan. Inilah 5 daftar sastrawan dan penulis terkenal di dunia Internasional versi ZT.
1. EMILE ZOLA
Lahir di Paris. Salah seorang sastrawan Prancis yang kesohor dari abad kesembilan belas. Emile Zola merupakan pelopor aliran Naturalisme, corak utama sastra Prancis abad XVII. Sukses pertamanya dimulai dari novelnya Theresa Requin (1867) dan puncak karyanya adalah novel Germinal (1885) yang diikuti oleh sejumlah karya yang kadangkala controversial, seperti Nana (1881) yang dianggap pornografis.
Novel ini mengungkapkan gambaran prostitusi secara gamblang sehingga pelukisannya kadangkala terlalu terbuka. Namun Zola bukan menulis tentang pornografi karena yang ingin dikatakannya adalah masalah moral. Karyanya yang lain adalah Les Rougons –Macquart (1870), La Fortune des Rougons (1871), Le Ventre de Paris (1873), La Conquete de Plassans (1875), Son Excellence Eugene Rougon (1876), L’Assommoir (1877), La Debacle (1892), Les Trois Villes (1894), Les Quatre Evangiles (1894), Les Heritiers Rabourdin (1874), Renee (1887), dan L’ouragan (1901).
Disamping menghasilkan karya kreatif berupa fiksi novel dan drama, Zola juga menulis kritik, esai sastra dan sejumlah surat maupun pembelaan. Surat terbukanya yang merupakan pembelaan terhadap Alfred Dreyfus yang berjudul J’accuse (1898) merupakan pendapat yang berani dan tajam dalam membangkitkan rasa solidaritas yang tinggi. Akibat pembelaannya, ia harus menyingkir ke luar negeri selama setahun.
Demikian juga kritik seninyayang lebih merupakan pembelaan terhadap karya-karya kaum impresionis seperti Eduard Manet danlain-lain. Kedudukannya sebagai tokoh aliran naturalism makin kukuh setelah ia menerbitkan Roman Experimental (1881), Le Naturalisme au Theatre (1881), dan Romanciers Naturalistes (1881) Menurut Zola, seni adalah alam yang dapat diindra melalui watak. Oleh karena itu, dalam novel Zola watak sangat diutamakan sehingga watak mampu menggambarkan setting, pikiran dan ide-ide dasar yang ingin disampaikan pengarang.
2. SIR WALTER SCOTT
Sir Walter Scott dilahirkan di Edinhburg, Scotlandia, 15 Agustus 1771, meninggal 21 September 1832. Ia merupakan pengarang Inggris yang paling kesohor dalam membuka abad kesembilan belas dengan cerita-cerita romantic dan puisi naratif yang diangkat dari kisah-kisah sejarah. Dua karyanya yang paling popular adalah Waverly (1814) dan Ivanhoe (1820).
Masa kanak Scott tidaklah menyenangkan. Ia sering sakit-sakitan dan penderitaan itu harus ditanggung seumur hidup berupa kaki yang pincang. Oleh sebab itu, karya-karya awalnya dipublikasi bukan dengan namanya sendiri, sebagai akibat rasa rendah diri. Akan tetapi, karya-karyanya yang muncul setelah tahun 1825 menggunakan namanya, demikian pula pada karya-karya sebelumnya setelah mengalami cetak ulang.
Tahun 1802 – 1903 muncul karya awalnya yang cukup berkualitas yaitu tiga jilid balada yang diangkat dari cerita – cerita lisan Scotlandia. Karya – karyanya yang lain adalah Minstrelsy, Lay of the Last Minstrel (1805), Lady of the Lake (1810), Guy Mannering (1815), Old Mortality ( 1816), Rob Roy (1817), kumpulan puisi Rokeby (1813), Quentin Durward (1823), The Talisman (1825), Anne of Geierstein (1829). Sebagaimana banyak pengarang kesohor yang mengalami kesulitan keuangan, Scott mengalami tahun 1826 yang menyebabkan ia harus menulis lebih banyak karya lagi.
Karya-karya Scott menunjukkan latar belakang sejarah dan dunia lama orang – orang Scotlandia dan Inggris. Karyanya yang terkenal yaitu Ivanhoe (salah satu favorit saya) berkisah tentang abad pertengahan di Inggris yaitu penggambaran konflik orang – orang Anglo Saxon dan orang – orang Normandia. Konflik itu diungkapkan dengan gaya bahasa yang khas dan sangat mengesankan sebagai pengarang romantic.
Scott memperlihatkan kemampuan yang prima terutama penguasaannya atas bahan – bahan sejarah dan persoalan perwatakan. Tokoh – tokoh seperti Ivanhoe, Cedric, Rowena, Isaac dan York menunjukka pengggambaran watak yang sangat mengesankan, dimana penggunaan antagoni dan protagonist dengan memperhatikan tokoh – tokohnya secara sosiologis sangat tepat dan kuat. Karya ini menunjukkan keunggulan Scott terutama dibandingkan dengan sejumlah karyanya yang lain, juga dari pengarang seangkatannya. Sebagai pengarang romantic, Scott meninggalkan pengaruh yang besar dan kuat kepada genberasi pengarang sesudahnya dimana karya – karyanya menjadi acuan dan contoh yang pas untuk bentuk sastra romantic.
3. ALEXANDRE DUMAS
Dilahirkan di Prancis, 24 Juli 1802 dan meninggal 5 Desember 1870. Corak romantic yang dianut Dumas membawanya menekuni novel – novel sejarah dan kisah – kisah cinta yang memikat hati hingga karyanya abadi dalam dunia sastra. Diantara karyanya yang monumental dan menjadi favorit saya adalah The Three Musketeers, The Count of Monte Cristo dan The Man in The Iron Mask.
Karya – karya ini menjadikan Dumas dicintai oleh rakyat Prancis. Ayahnya adalah seorang jendral yang jatuh bersamaan dengan jatuhnya Napoleon, meninggalkan kesultan keuangan hingga meninggalnya tahun 1870. Meskipun anak jendral, Dumas tidak mendapatkan pendidikan yang baik karena kesulitan keuangan keluarganya. Lantas untuk menghidupi keluarganya ia menjadi juru tulis pada tahun 1818 dan terakhir ia bekerja pada Duke Orleans yang beberapa tahun kemudian menjadi Raja Louis Philip.
Dalam tahun 1820-an, dibawah pengaruh Shakspeare dan Sir Walter Scott, ia menulis sejumlah lakon romantic melodramatic dengan gaya dan model kisah – kisah sejarah yang melahirkan Henri III et Sa Cour (1829), Antony (1831) dan La Tour de Nesle (1832). Roman yang luar biasa, The Three Musketeers (1844) mengangkat nama Dumas sebagai pengarang dunia. Roman ini mencakup kisah sejarah selama lebih kurang lima puluh tahun, bermain dalam abad ketujuh belas, merupakan satu rangkaian dengan Twenty Years After. Novel dan lakon yang ditulis Dumas menunjukkan watak dasar seni romantic yang kuat dan meskipun ia hanya menulis cerita – cerita panjang, Dumas memberi Inspirasi akan bentuk cerita pendek, meskipun dalam rentang waktu yang panjang.
Fiksi sejarah di dalam sejarah sastra dunia ditandai oleh Scott, Balzak dan Dumas yang menggali kisah – kisah sejarah secara meyakinkan dan kemudian abad sesudahnya dilakukan oleh Henryk Sienkiewics (1846 – 1916) dari Polandia, Par Lagervist (1891 – !974) dari Swedia, Boris Pasternak (1890 – 1960) dari Uni Sovyet, dan lain – lain. Namun, Alexander Dumas menduduki tempat khusus dari para penulis fiksi sejarah karena ia mengambil sudut pandang yang khas Prancis dari satu setting waktu. Akhir hidupnya, pengarang kenamaan ini tidaklah seharum karya-karyanya. Ia berpulang secara mengejutkan dan misterius di rumah putranya Alexander Dumas Jr. seorang pengarang yang mengikuti jejaknya. Hanya sayang, Ibu putranya ini tak pernah dinikahinya sampai akhir hayatnya.
4. VICTOR HUGO
Victor Hugo dilahirkan di Besancon, Prancis, 26 Februari 1802, meninggal 22 Mei 1885. Nama lengkapnya Victor Marie Comte Hugo, putra seorang jendral yang cukup terkemuka di zaman Napoleon. Ayahnya pernah menjadi gubernur di Spanyol dan Italia.
Sejak usia lima belas tahun ia telah menulis puisi dan tahun 1817 mendapat pujian dalam sayembara yang diadakan Akademia Prancis dan tahun 1819 memperoleh hadiah sastra dari Academia des Jeux Floraux de Toulouse. Hugo menduduki tempat terhormat dalam sastra Prancis karena karya – karyanya mendominasi hampir seluruh abad 19. Ia merupakan pemuka aliran roamntik, baik dalam puisi maupun dlam prosa.
Tahun 1822 terbit kumpulan puisinya Odes et Ballades yang berhasil menarik simpati public. Tahun 1823 terbit novel pertamanya Han d’Islande meruakan buku hadiah perkawinannya dengan Adele Foucher (1822). Di rumah pasangan inilah tempat pertemuan kaum romantikus Prancis. Drama yang pertama berupa epos Cromwel (1827) dan dramanya yang kesohor adalah Hernani (1830), Les Roi s”Amuse (1832), Marie Tudor (1833) dan Ruy Blus (1838).
Selama tujuh belas tahun sejak penerbitan pertama, ia telah menerbitkan sejumlah kumpulan esai, tiga novel dan lima kumpulan puisi. Masing – masing kumpulan puisinya adalah Les Orientalis (1828), Feuilles d’ Automne (1831), Les Voix Interiues (1828), dan Les Rayons et Les Ombers (1840), Sementara dua romannya yang sangat terkenal dan tentunya sangat memikat hati saya adalah Notre Dome de Paris (18310 dan Les Mirables (1862) Melewati masa panjang dalam sejarah Prancis, Victor Hugo mengalami dan mengikuti kegiatan pemerintahan hingga saat rezim yang berkuasa jatuh dan ia ikut terusir.
Namun pengalaman itu memperkaya wawasannya dalam kegiatan sastra. Sehingga masa pengasingannya ke luar negeri merupakan bagian dari kegiatannya belajar dan menulis hingga kembalinya ke Prancis setelah runtuhnya Kekaisaran Kedua (1870) dan berdirinya Republik Ketiga, dimana ia ikut ambil bagian dalam lembaga legislative. Meskipun dua decade terkhir kematian orang – orang tercintanya, membuat ia tercambuk untuk menulis lebih banyak karya lagi. Ketika meninggal dunia, peti jenazahnya diarak dalam suatu prosesi nasional yang agung dari Arch de Triomphe ke Pantheon.
Karya – karya Hugo merupakan banyak karya yang banyak memberi pengaruh kepada sastra dunia, menjadi bahan polemic dan sumber inspirasi. Ia merupakan salah seorang sastrawan agung dan kenamaan abad kesembilan belas dan secara khusus memberi landasan yang kuat dan kokoh dalam aliran romantic. Ia menulis dalam sejumlah genre sastra.
5. CHARLES DICKENS
Lahir di Landport, Inggris. 7 Februari 1812, meninggal di Gadshill, Rochester, 9 Juni 1870. Nama lengkapnya Charles John Huffmen Dickens, merupakan salah seorang pujangga ternama Inggris. Orang tuanya yang miskin dan kehidupan masa kanak-kanaknya yang suram tidak mematahkan semangatnya yang ingin maju. Karir sastranya dimulai dari Catham dan kemudian di London dengan membuat sketsa-sketsa yang ditanda-tanganinya sendiri menggunkanan nama samara Boz.
Merasa memiliki kemampuan yang cukup, ia menulis Pickwik Papers (1836) yang diselesaikan tahun 1837. Tahun 1838 ia menulis Oliver Twist (salah satu favorit saya) dan kemudian diteruskan dengan Nicholas Nickleby. Sukses kedua buku ini membuat ia memeruskan dengan karya-karya barunya seprti The Old Curiosity Shop (1841), Barneby Rudge (1841), Martin Chuzzlevit (1844), Christmas Books (1843-1848), Dombey and Son (1847-1848), David Copperfield (1849 -1850), Black House (1852-1853) dan A Tale of Two Cities (1859).
Pada dasarnya Dickens seorang sastrawan humoris. Kelucuan tokoh-tokohnya yang seakan sosok yang hidup itu mencuatkan keinginan pembaca untuk mengikuti kisah-kisahnya yang unik. Pada awal karir kepengarangannya, Dickens memperlihatkan pengaruh realism, tetapi karya-karyanya yang lahir dalam kematangannya memperlihatkan bahwa ia cenderung bergeser pada aliran determinisme.
Tendensi social dan simpatinya pada manusia muncul secara kuat meskipun tema kemelaratan dan kemiskinan di dalam beberapa karyanya menjadikan fiksi-fiksinya sentimental dan melodramatic. Dickens adalah orang yang biasa hidup di kota dan paling menyukai jalan-jalan di kota London. Seorang humoris besar yang mengamati pribadi orang.
Keampuhannya adalah melukiskan watak orang kurang berpendidikan yang dilukiskannya dengan kekuatan yang mengagumkan. Banyak novelnya membuat orang memperhatikan kondisi social yang menyedihkan pada zamannya. Dickens merupakan nama yang abadi dalam sejarah sastra Inggris dan sejarah sastra dunia, karena karya-karyanya telah menjadi milik semua bangsa.