Berpotensi Langgar Privasi, Kacamata Pintar Facebook Ray-Band Diprotes Pemerintah Irlandia

ZONATIMES.COM – Facebook baru saja meluncurkan teknologi terbarunya yakni kacamata pintar yang dinamai Ray-Ban. Perangkat ini merupakan kacamata pintar pertama buatan Facebook. 

Teknologi terbaru buatan Facebook itu tidak serta merta diterima berbagai pihak. Pemerintah Irlandia bahkan protes atas kehadiran kacamata pintar Ray-Ban miliki Facebook tersebut. 

Dalam sebuah pernyataan resmi pemerintah Irlandia, regulator privasi data Irlandia meminta Facebook untuk dapat menunjukkan bahwa lampu indikator LED pada kacamata pintar raksasa media sosial yang baru diluncurkan hasil kolaborasi dengan Rayban,  dapat memberi sinyal kepada masyarakat sekitar bahwa mereka sedang difilmkan atau difoto.

“Meskipun banyak perangkat termasuk ponsel pintar dapat merekam seseorang, umumnya kasus bahwa kamera atau ponsel terlihat sebagai perangkat yang digunakan untuk merekam. Sehingga membuat mereka yang ambil gambarnya dalam rekaman bisa menjadi waspada,” kata regulator Irlandia dalam sebuah pernyataan.

Maka dengan kacamata pintar yang tersamat lensa, perlu digaris bawahi soal keamanan privasi orang disekitarnya, “Karena belum dibuktikan Facebook atau Rayban dalam hal ini bisa untuk memastikan lampu LED indikator menyala saat perekaman/mengambil gambar menyala. Dan ini adalah cara yang efektif untuk memberikan pemberitahuan kepada orang disekitar penggunanya,” sambungnya.

Untuk diketahui, Ray-Ban diluncurkan Facebook secara resmi. Kacamata pintar itu di dalamnya tersemat dua buah lensa yang dapat dibagikan ke seluruh layanan Facebook. Kacamata pintar tersebut menggunakan aplikasi pendamping.

Hasil dari jepretan maupun video juga bisa langsung disimpan pada aplikasi Facebook, yang kemudian bisa Anda edit dan mengirimkannya ke aplikasi sosial seperti Instagram, Messenger, Twitter, TikTok, Snapchat, dan lainnya.

Untuk harganya sendiri perangkat ini  sebesar $299 atau sekitar Rp4,2 jutaan, dan telah tersedia di pasar eropa, dan tentu tidak menutup kemungkinan bakal masuk ke pasar Asia, termasuk Indonesia.