Nuzulul Quran, Pergunu Sulsel Bahas Esensi Al-Qur’an di Era Digital dan Pandemi

ZONATIMES.COM, MAKASSAR –  Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu) Sulawesi Selatan (Sulsel) memperingati Nuzulul Quran dengan merangkaikan webinar internasional mengangkat tema “Esensi Al-Qur’an di Era Digital dan Pandemi: Relasi antara Tekstual dan Kontekstual dalam Meneropong Realitas Kebangsaan.

Acara yang digelar bersama Pergunu se-Sulawesi secara virtual Selasa 4 Mei 2021 dihadiri ratusan peserta dari Pergunu yang ada di Indonesia, dan menghadirkan tiga narasumber. Ketiganya, H Zulhilmi Paidi dari Universitas Utara Malaysia, KH Nasaruddin Umar dari UIN Syarif Hidayatullah, dan dari Universitas Brunei Darussalam, KH Andi Syamsul Bahri.

Ketua Panitia, H Andi Marjuni mengatakan bahwa Al-Qur’an sebagai relasi antar tekstual dan kontekstual untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan itu dia menyampaikan tiga poin penting untuk Pergunu kaitannya dengan Al-Qur’an.

Pertama, Pergunu harus berbangga karena sesungguhnya dalam lembaga ini dapat menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam berbangsa dan beragama.

“Orang yang maha terpelajar sesungguhnya adalah pemilik masa lalu, sedangkan orang yang senantiasa belajar dan belajar, mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an, mengkontekstualisasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka itu itu pemilik masa depan,” kata Marjuni yang juga merupakan Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar.

Kedua, Pegunu harus menjadi ilmuwan yang senantiasa menerapkan nilai moderat dalam kehidupan sehari-hari, juga mengkaji dan mengaji setiap fenomena. Ketiga, Pergunu harus menjadi generasi Rahmatan lil Alamin, yang senantiasa membangun revolusi industri 4.0. dengan gerakan cepat dan tepat.

“Karena tantangan kita kedepan kita harus mampu menepisnya dengan nuansa nilai-nilai keagamaan, dan kebangsaan,” jelas Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sulsel itu.

Sementara itu, Ketua Pergunu Sulsel, KH Abd Wahid Tahir mengajak Pegunu menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari demi mendapatkan rahmat dan didayah Allah SWT.

“Kita juga jadikan Al-Qur’an ini sebagai penggugah kesadaran kita semua, sebagai sumber hidayah dalam upaya mengembalikan Al-Qur’an sebagai Hudallinaas, Hudanlil Muttaqin,” ujar Kiai Wahid Tahir yang juga pernah menjabat sebagai Kanwil Kemenag Sulsel.

Dia berharap Pergunu dapat menyebarkan ajaran Islam yang moderat. Yang tidak memahami Al-Qur’an secara teks tapi harus kontekstual, harus memahami Al-Qur’an secara meluas, sehingga dalam memahami Al-Qur’an tidak cendrung ekstrim kiri dan kanan.

“Kita berharap kepada warga NU, khususnya Pergunu Sulsel agar betul-betul moderat, yang senantiasa melaksanakan ajaran agama Islam secara moderat, yang tidak ekstrim kiri dan ekstrim kanan,” tuturnya.

Di forum ini juga, Wakil Menteri Agama, KH Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan, Al-Qur’an adalah sumber asasi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an memiliki dasar dakwah bagi Nabi Muhammad dalam menyiarkan Islam tanpa adanya paksaan, tanpa adanya kekerasan untuk memeluk agama Islam.

“Sekiranya Islam disiarkan, didakwakan dengan paksaan atau kekerasan niscaya tidak akan melahirkan peradaban yang terbesar sepanjang zaman,” tegas Kiai Zainut Tauhid sesaat sebelum membuka webinar Internasional itu.

Al-Qur’an juga lanjutnya memuat ajaran mengenai aqidah, syariah yang meliputi ibadah dan muamalah serta akhlak. Selain itu, Al-Qur’an memuat seputar ilmu pengetahuan, kisah-kisqh sejarah, dan peristiwa mendatang.

“Al-Qur’an mengajarkan akhlak muslim dalam melakukan interaksi sosial dan toleransi, baik sesama muslim maupun manusia yang berbeda agama dan keyakinan,” ujar Kiai Zainut yang juga Politikus PPP sekaligus Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dalam acara ini juga hadir Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sulsel AGH Kiai Sanusi Baco, Ketua PWNU Sulsel KH Hamzah Harun Al-Rasyid, dan Ketua PP Pergunu, KH Asep Saefuddin.